tirto.id - Penyakit usus buntu atau yang juga dikenal dengan apendisitis bisa menyerang pria dan wanita dari segala usia. Penyakit pencernaan ini disebabkan oleh adanya penyumbatan di bagian usus buntu atau apendiks yang memicu peradangan.
Penyumbatan usus buntu bisa terjadi karena berbagai faktor, mulai dari tumpukan tinja, cedera, hingga cacing usus. Berdasarkan faktor-faktor tersebut beberapa ahli mengklaim bahwa ada cara untuk mencegah usus buntu, seperti perubahan gaya hidup dan konsumsi makanan tinggi serat.
Namun, sebelum mengetahui lebih jauh cara mencegah usus buntu ada baiknya memahami dulu apa itu penyakit usus buntu.
Apa Itu Usus Buntu?
Usus buntu sendiri merupakan penyakit yang bisa jadi berbahaya. Melansir Healthline, penyakit ini terjadi akibat penyumbatan kantong kecil di usus yang disebut dengan apendiks.
Usus buntu yang tersumbat dapat menjadi tempat berkembangnya bakteri. Bakteri-bakteri tersebut menyerang jaringan sekitar, sehingga menyebabkan pembengkakan hingga pembentukan nanah.
Kondisi tersebut mengakibatkan sensasi penekanan pada area perut. Pada tahap ini, penderita dapat mengalami nyeri yang hilang timbul karena terjadi peradangan.
Gangguan akan terus berkembang, bahkan tidak sedikit kasus di mana pembengkakan ikut menyumbat aliran darah. Jika tidak segera mendapatkan penanganan, radang usus buntu dapat menyebabkan kantong usus buntu pecah.
Apabila apendiks pecah, maka bakteri yang bertumpuk di dalamnya tumah ke rongga perut dan bisa menjadi masalah yang fatal.
Gejala Penyakit Usus Buntu
Gejala usus buntu biasanya dirasakan ketika penyumbatan sudah masuk ke tahap yang cukup serius. Penderita bisa mengalami sakit tiba-tiba dan sangat intens di area perut sebelah kanan bawah perut.
Menurut Cleveland Clinic, gejala usus buntu yang sering dilaporkan antara lain:
- Nyeri perut di sebelah kanan bawah secara tiba-tiba. Nyeri lebih terasa ketika batuk, bergerak, tidur, atau dalam jam-jam tertentu;
- Kehilangan selera makan;
- Gangguan pencernaan;
- Mual dan muntah;
- Pembengkakan di area perut;
- Ketidakmampuan mengeluarkan gas;
- Demam ringan.
Penyebab Penyakit Usus Buntu
Penyakit usus buntu bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Menurut dokter spesialis bedah Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gajah Mada (UGM) Nitismara Anugrah Azdy salah satu penyebab paling umum dari usus buntu adalah penyumbatan feses atau kotoran.
“Paling sering itu ada penyumbatan pada usus buntu karena penumpukan feses atau kotoran yang menyebabkan iritasi hingga menjadi peradangan di usus buntu,” terang dia dalam rilis RSA UGM.
Selain penyumbatan akibat feses ada berbagai faktor lain yang bisa menjadi pemicu usus buntu, termasuk:
- Cedera atau trauma perut.
- Penyumbatan usu buntu akibat penumpukan tinja yang mengeras.
- Folikel limfoid membesar.
- Tumor.
- Cacing usus.
Cara Mencegah Penyakit Usus Buntu
Melalui kesempatan yang sama Nitismara menyampaikan bahwa ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah usus buntu. Cara-cara tersebut dilakukan untuk mengurangi risiko usus tersumbat kotoran dan bakteri.
Berikut lima cara yang diklaim dapat mencegah atau menurunkan risiko terkena usus buntu:
- Menjaga pola makan sehat dengan cara mengonsumsi makanan yang tinggi serat. Makanan berserat membantu mencegah sistem pencernaan agar terhindar dari sembelit atau susah buang air besar.
- Menghindari konsumsi makanan dengan kandungan gula dan lemak yang tinggi karena dapat memicu sembelit.
- Menghindari makanan yang pedas karena berisiko mengiritasi usus dan memicu peradangan.
- Banyak konsumsi air putih, minimal 8 gelas sehari.
- Sebisa mungkin tidak menahan buang air besar untuk menurunkan risiko penumpukan feses di usus buntu.
Editor: Yantina Debora