Menuju konten utama

Cara Mempersiapkan Dana Darurat di Saat Pandemi Covid-19

Dana darurat memang sengaja dipersiapkan untuk mengantisipasi kondisi tersulit sehingga bisa dipakai saat keadaan darurat.

Cara Mempersiapkan Dana Darurat di Saat Pandemi Covid-19
Ilustrasi dana darurat. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia hingga saat ini turut menimbulkan kekhawatiran dan ketidakpastian. Selain berdampak pada masalah kesehatan, pandemi juga berpengaruh terhadap perekonomian.

Untuk menghadapi situasi ekonomi yang tidak pasti di tengah pandemi ini, ada baiknya menjaga kesehatan keuangan. Salah satu indikator sehat atau tidaknya keuangan adalah dengan melihat ketersediaan dana darurat.

Mengutip situs Kementerian Keuangan, dana darurat adalah dana yang sengaja dipersiapkan untuk disimpan sebagai bentuk antisipasi, dan dapat digunakan ketika keadaan darurat.

Dana darurat harus dipersiapkan sejak dini karena bisa digunakan untuk menghadapi kondisi darurat yang bisa terjadi kapan saja dan menimpa siapa saja, terutama mereka yang sudah berkeluarga.

Adapun beberapa kondisi yang memerlukan penggunaan dana darurat yaitu:

1. Berobat

Dana darurat bisa dipakai untuk mengantisipasi ketika membayar tagihan yang tidak ditanggung asuransi.

2. Bencana alam

Dana darurat digunakan sebagai biaya hidup sementara sampai kondisi pulih kembali.

3. Kehilangan sumber penghasilan

Selama masa pandemi in, ada banyak orang kehilangan pekerjaan, tidak mendapatkan pemasukan dan mengalami kebangkrutan. Maka daripada itu, dana darurat bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sampai mendapatkan pekerjaan baru.

4. Perbaikan kendaraan

Dana darurat dapat digunakan untuk membiayai perbaikan kendaraan. Contohnya ketika kendaraan mengalami kerusakan, tabrakan, dan kasus pencurian.

5. Memperbaiki rumah

Dana darurat bisa dipakai untuk memperbaiki rumah, misalnya atap bocor ketika musim hujan atau yang lain-lain. Oleh karena itu, menyimpan dana darurat bisa menciptakan rasa aman apabila dihadapkan dengan keadaan terburuk.

Adapun manfaat lain yang bisa dirasakan pemilik dana darurat, sebagaimana dipaparkan dalam situs resmi Otoritas Jasa Keuangan :

  • Tidak kebingungan mencari uang tunai dalam jumlah besar;
  • Tidak kehilangan momentum. Jika diperlukan, bisa menjadi jalan keluar ketika ada kesempatan langka yang membutuhkan sejumlah dana dalam waktu singkat, misalnya penawaran properti dengan harga menarik dan unitnya terbatas;
  • Dana investasi tidak tergerus;
  • Dana cadangan untuk antisipasi kerugian sehingga tidak perlu menggadaikan apa pun atau mencari pinjaman;
  • Dana darurat membuat hidup menjadi lebih tenang dan terjamin.

Namun, perlu diketahui bahwa besaran nominal dana darurat setiap individu berbeda-beda. Perbedaan nominal dana darurat dapat terjadi karena adanya perbedaan profesi, jumlah penghasilan kebutuhan, dan gaya hidup.

Tidak ada perhitungan angka pasti untuk menentukan besarnya dana darurat. Tetapi, besaran minimal dana darurat yang harus dipersiapkan idealnya adalah 6-12 kali lipat pengeluaran per bulan dengan mempertimbangkan kondisi masing-masing individu, sebagaimana dipaparkan dalam situs resmi Kementerian Keuangan :

  • Belum menikah: 6 kali lipat per bulan;
  • Sudah menikah: 9 kali lipat pengeluaran per bulan;
  • Sudah menikah dan memiliki anak: 12 kali lipat pengeluaran per bulan.

Idealnya, nominal dana darurat berada pada rentang 6-12 kali lipat pengeluaran per bulan. Misalnya, apabila seseorang kehilangan pekerjaannya dan memiliki dana darurat sebesar tiga kali lipat pengeluaran per bulan, artinya ia hanya memiliki persediaan dana untuk kebutuhan atau pengeluaran selama tiga bulan. Kondisi ini cukup berisiko apalagi jika dalam waktu empat bulan ia belum mendapatkan sumber penghasilan atau pekerjaan baru.

Komponen perhitungan jumlah dana darurat juga dapat ditambah dengan adanya kondisi tertentu, misalnya faktor usia.

Namun, yang tetap perlu diperhatikan adalah jangan menyimpan dana darurat secara berlebihan, misalnya sampai 20 kali lipat.

Karena, pada umumnya, dana darurat disimpan pada instrumen keuangan yang aman dan likuid sehingga cenderung tidak efektif atau kurang menguntungkan. Ada baiknya, kelebihan dana darurat itu dimanfaatkan untuk investasi yang lebih produktif dan menguntungkan.

Berikut cara mempersiapkan dan mengumpulkan dana darurat, seperti dikutip Kementerian Keuangan :

Cara Mempersiapkan Dana Darurat

1. Cek kondisi keuangan

Bikin pemetaan, kemudian catat penghasilan dan pengeluaran rutin setiap bulan (bedakan antara pengeluaran primer, sekunder dan tersier).

2. Atur anggaran keuangan

Menyusun anggaran pengeluaran, termasuk anggaran untuk tabungan dan investasi.

3. Hitung dan tentukan estimasi nominal dana darurat

Besaran nominal dana darurat tergantung pada kebutuhan masing-masing individu. Setelah memasukan dan mengatur anggaran keuangan, Anda dapat mengetahui berapa target besaran nominal dana darurat yang ideal.

Cara Mengumpulkan Dana Darurat

1. Gunakan rekening khusus untuk dana darurat

Sebaiknya, dana darurat disimpan pada rekening khusus yang terpisah dari rekening yang dipakai untuk keperluan sehari-hari, rekening tabungan atau investasi.

Tujuannya, agar lebih teratur dalam pembagian keuangan, dan tidak digunakan untuk keperluan yang lain.

Saat ini sudah tersedia fitur pada salah satu aplikasi keuangan untuk mengunci dana di tabungan agar tidak dapat digunakan, tetapi dengan mudah dapat dicairkan ketika dana tersebut diperlukan.

Pertimbangkan pula untuk menggunakan rekening di institusi perbankan yang mematok biaya administrasi bulanan lebih murah serta kredibilitas bank.

2. Lakukan secara perlahan dan konsisten

Jika kondisi keuangan belum memadai, bisa mengumpulkannya secara perlahan namun tetap konsisten.

Apabila kondisi keuangan telah membaik, maka tingkatkan nominal yang disisihkan untuk dana darurat setiap bulan sampai nominalnya tercapai.

3. Atur ulang anggaran pengeluaran

Mengelola pengeluaran secara efisien bisa dilakukan dengan mengurangi kegiatan belanja yang tidak terlalu mendesak, mengurangi konsumsi kebutuhan tersier dan bersikap non-konsumtif dalam berbelanja.

Berikut adalah strategi dalam mengumpulkan dana darurat sebagaimana dipaparkan dalam situs resmi Otoritas Jasa Keuangan :

  • Mulailah menghitung rata-rata pengeluaran bulanan untuk mendapatkan jumlah dana darurat yang tepat;
  • Alokasikan sejumlah dana tetap dari penghasilan, misalnya 10 persen-20 persen dari gaji bulanan selama 10 bulan ke depan;
  • Selalu disiplin dan komitmen menyisihkan uang untuk dana darurat saat menerima pendapatan, bukan sisakan uang setelah melakukan pengeluaran;
  • Lakukan penghematan dengan memangkas pengeluaran untuk hal-hal yang tidak perlu dan monitor terus dana tersebut;
  • Dana darurat disimpan dalam rekening yang berbeda dari rekening yang biasanya dipakai;
  • Dana darurat juga harus dipisahkan dari instrumen investasi atau pun tabungan jangka pendek lainnya;
  • Dana darurat harus aman, dalam arti memiliki risiko fluktuasi jangka pendek dan risiko kegagalan yang rendah, mudah diakses kapan pun dan dimana pun, dan harus likuid atau mudah dicairkan.

Sebagai pengingat, ketika ingin menggunakan dana darurat tanyakan pertanyaan kunci di bawah ini kepada diri sendiri :

  1. Apakah hal ini bersifat darurat, mendesak, dan tidak diperkirakan sebelumnya?
  2. Apakah hal ini merupakan suatu kebutuhan?
  3. Apakah hal ini harus segera dibayarkan?
  4. Apakah hal ini sangat penting dan berpotensi mengganggu kehidupan Anda?

Jika semua jawaban adalah “Ya”, maka dana darurat dapat digunakan.

Sebaiknya, dana darurat hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan ketika keadaan mendesak.

Apabila dana darurat terpaksa digunakan, segera persiapkan kembali ketika keadaan sudah membaik.

Mengumpulkan dana darurat di masa pandemi memang penuh tantangan. Oleh karena itu, lakukan secara perlahan, sedikit demi sedikit, dan konsisten.

Ketika kondisi keuangan telah membaik, maka tingkatkan nominal untuk dana darurat setiap bulannya sampai target tercapai.

Baca juga artikel terkait DANA DARURAT atau tulisan lainnya dari Septiany Amanda

tirto.id - Ekonomi
Kontributor: Septiany Amanda
Penulis: Septiany Amanda
Editor: Alexander Haryanto