Menuju konten utama

7 Cara Memperbaiki Trust Issue Terhadap Orang Lain

Trust issue bisa membawa dampak buruk bagi hubungan. Orang yang memiliki trust issue dapat mengatasinya dengan sejumlah cara.

7 Cara Memperbaiki Trust Issue Terhadap Orang Lain
Ilustrasi Hubungan Racun. foto/istockphoto

tirto.id - Ada beberapa cara dan tindakan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki trust issue terhadap orang lain. Lantas, trust issue artinya apa dan apa itu trust issue dalam hubungan?

Trust issue atau masalah kepercayaan adalah kondisi di mana seseorang memiliki kesulitan atau ketidakmampuan untuk mempercayai orang lain, terutama dalam hubungan interpersonal.

Orang yang mengalami masalah kepercayaan mungkin memiliki pengalaman traumatis atau pengkhianatan masa lalu yang menyebabkan mereka sulit untuk membuka diri dan mempercayai orang lain di masa depan.

Mereka mungkin merasa skeptis atau curiga terhadap niat orang lain, bahkan jika tidak ada alasan konkret untuk meragukan orang lain. Akibat trust issue dapat memengaruhi hubungan pribadi, profesional, dan sosial seseorang, serta kualitas hidup secara keseluruhan.

"Kepercayaan adalah keyakinan bahwa seseorang dapat diandalkan untuk melakukan atau mengatakan sesuatu yang telah disepakati. Masalah kepercayaan adalah ketidakmampuan untuk percaya bahwa seseorang dapat mengandalkan orang lain (teman, kekasih, keluarga, dll). Tanpa kepercayaan, tidak ada hubungan yang dapat bertahan lama," ujar terapis Talkspace, Minkyung Chung.

7 Cara Mengatasi Trust Issue dalam Hubungan

Mengatasi masalah kepercayaan bisa menjadi proses yang sulit dan membutuhkan waktu, tetapi ada beberapa langkah yang dapat membantu seseorang dalam proses penyembuhan dan membangun kembali kepercayaan. Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi trust issue dalam hubungan:

1. Refleksi diri

Mulailah dengan mencoba mencari tahu akar penyebab masalah trust issue dengan cara refleksi diri. Memahami asal-usul trust issue dapat menjadi langkah pertama yang penting dalam proses penyembuhan.

Simply Psychology menganjurkan untuk merenungkan pengalaman masa lalu, termasuk pengkhianatan atau trauma yang mungkin berkontribusi pada kurangnya rasa percaya.

Peristiwa atau hubungan apa yang membuat waspada untuk mempercayai orang lain? Pengalaman spesifik apa yang membuat diri merasa dikhianati, disakiti, atau tidak aman?

Cobalah untuk berpikir rasional, jangan terburu-buru tidak mempercayai sesuatu atau seseorang apabila tidak ada bukti kuat yang mendukung kecurigaan.

2. Menantang keyakinan negatif

Identifikasi dan tantang keyakinan negatif dan pola pikir yang berkaitan dengan kepercayaan. Ganti pikiran yang tidak rasional atau terlalu negatif dengan pikiran yang lebih seimbang dan realistis.

Margaret Paul, psikolog klinis dan penulis Do I Have to Give Up Me to Be Loved by You, mengingatkan bahwa kepercayaan adalah sebuah pilihan, dan seseorang dapat memilih untuk mempercayai pasangan, meskipun pernah disakiti di masa lalu.

Walaupun pengalaman masa lalu mungkin telah membentuk trust issue di dalam diri, setiap individu tetap memiliki kekuatan untuk mengubah keyakinan dan perilaku tersebut.

3. Belajarlah untuk menerima risiko

Ketika seseorang takut untuk percaya, maka ia mungkin ragu-ragu untuk mengambil risiko. Penghindaran risiko itu sehat dalam beberapa kasus, tetapi ketika hal itu menghalangi kemampuan untuk menjalin hubungan, itu bisa menjadi masalah.

Setiap kali mempercayai seseorang, selalu ada risiko terluka. Untuk memiliki hubungan yang sehat, seseorang harus memahami dan merasa nyaman dengan kemungkinan tersebut. Keduanya berjalan beriringan, jadi jika fokus menerima risiko, maka akan lebih mungkin dan mudah mempercayai orang lain.

4. Belajar untuk mempercayai diri sendiri

Very Well Health menulis, salah satu cara terbaik untuk melatih kepercayaan adalah dengan mempercayai diri sendiri. Ini bukan berarti seseorang tidak boleh mempertanyakan diri sendiri atau pilihan yang diambil.

Ini hanya berarti bahwa seseorang harus membangun kesadaran diri yang lebih kuat, yang dapat membantu memandu penilaian dan interaksi dengan orang lain.

Berlatih kesadaran penuh adalah salah satu strategi yang dapat membantu. Ketika seseorang menggunakan kesadaran penuh, ia akan dapat menjadi lebih sadar akan perasaannya saat ini tanpa mengkhawatirkan masa lalu dan masa depan.

5. Jalin komunikasi yang baik dengan orang terdekat

Orang yang memiliki masalah trust issue sebaiknya menjalin komunikasi yang baik dengan teman dan keluarga. Menjalin komunikasi yang baik tentunya akan membuat diri kita lebih dihargai. Hal yang dapat dilakukan untuk menjalin komunikasi yang baik bisa dilakukan dengan cara memulai pembicaraan, menyampaikan pendapat, serta mendengarkan pendapat dari orang lain.

6. Menemukan orang yang dapat dipercaya

Kevin Coleman, seorang terapis pernikahan dan keluarga di Columbia, South Carolina, menyarankan orang yang memiliki masalah trust issue untuk menemukan orang yang dapat dipercaya.

"Identifikasi satu area kecil di mana Anda dapat membiarkan mereka masuk secara emosional, dan satu langkah kecil pada satu waktu, Anda dapat mempercayai mereka sedikit lebih banyak daripada sebelumnya," katanya kepada Psych Central.

Hal ini bisa berarti membuka diri kepada mereka tentang hobi favorit atau atau menceritakan sesuatu yang berarti seperti keluarga.

7. Pertimbangan bantuan profesional

Akar trust issue kronis sering kali muncul dari pengalaman hidup yang signifikan. Selain masalah kepercayaan, seseorang mungkin hidup dengan tantangan lain, termasuk gangguan kesehatan mental. Berbicara dengan profesional kesehatan mental dapat membantu.

Bekerja sama dengan professional kesehatan mental untuk mengeksplorasi sebab dan akibat dari peristiwa awal yang menciptakan ketidakpercayaan kronis. Seorang profesional kesehatan mental juga dapat membantu menemukan jalan baru untuk membangun dan mempertahankan kepercayaan.

Dampak Trust Issue dalam Hubungan

Trust issues atau masalah kepercayaan, dapat memiliki dampak yang signifikan dalam hubungan. Beberapa dampak yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut:

1. Komunikasi yang tidak efektif;

2. Kehilangan keintiman;

3. Kesulitan dalam membangun hubungan baru;

4. Pemicu perkelahian;

5. Mudah curiga hingga cemburu buta;

6. Sulit untuk memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain;

7. Mengurangi rasa percaya diri;

8. Memicu melakukan kekerasan kepada orang lain.

Baca juga artikel terkait TRUST ISSUE atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dhita Koesno