Menuju konten utama

Mengenal Sindrom Othello: Rasa Cemburu Buta, Penyebab hingga Gejala

Sindrom ini bisa sangat berbahaya dalam relasi serta dapat mengakibatkan terganggunya pernikahan, pembunuhan, dan bunuh diri.

Mengenal Sindrom Othello: Rasa Cemburu Buta, Penyebab hingga Gejala
Ilustrasi pasangan kekasih curiga berselingkuh. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Pernahkah Anda atau pasangan Anda merasa sangat mudah cemburu atau bahkan cemburu berlebihan?

Cemburu merupakan emosi kompleks yang umum dialami sebagian besar orang di waktu tertentu dalam periode kehidupannya.

Cemburu memang hal yang wajar dalam suatu relasi tetapi jika Anda atau pasangan merasa cemburu berlebih mungkin perlu diwaspadai sebagai salah satu gejala sindrom Othello.

Dilansir Medicine Net sindrom Othello adalah khayalan atau kepercayaan bahwa pasangan melakukan perselingkuhan dan mengakibatkan rasa cemburu berlebih.

Sindrom Othello biasanya akan lebih banyak menyerang pria daripada perempuan. Sindrom ini ditandai dengan tuduhan perselingkuhan yang berulang, pencarian bukti, interogasi berulang terhadap pasangan, tes kesetiaan pada pasangan, dan kadang-kadang mengintai pasangan.

Dilansir dari penelitian untuk mendokumentasikan gambaran klinis dan pencitraan dari sindrom Othello (kecemburuan delusi) yang diterbitkan oleh ncbi hasilnya menunjukkan bahwa sindrom Othello paling sering terjadi dengan gangguan neurologis.

Khayalan perselingkuhan ini tampaknya terkait dengan disfungsi lobus frontal, terutama lobus frontal kanan.

Penelitian ini dilakukan terhadap rangkaian kasus retrospektif dari 105 pasien sindrom Othello yang diidentifikasi dengan menggunakan sistem Rekam Medis Elektronik Mayo Clinic.

Sindrom Othello paling sering dikaitkan dengan gangguan neurologis (73/105) dibandingkan dengan gangguan kejiwaan (32/105). Dari pasien dengan gangguan neurologis 76,7% memiliki gangguan neurodegeneratif.

Sindrom ini dapat muncul dengan sendirinya atau selama Anda maupun pasangan mengalami skizofrenia paranoid, alkoholisme, atau kecanduan kokain.

Sindrom Othello umumnya terkait erat dengan gangguan sistem persarafan, neurodegeneratif (penuaan terkait sistem saraf), serta kejiwaan, berupa gangguan psikotik fungsional.

Laporan klinis berhasil mengungkap asosiasi kondisi morbid ini baik pada psikosis organik maupun fungsional, seperti skizofrenia paranoid atau gangguan mood dengan karakteristik psikosis.

Beberapa penyakit yang merupakan komorbid dari sindrom Othello antara lain:

- skizofrenia

- demensia

- neurosis

- stroke

- trauma otak

- tumor otak

- hidrosefalus normotensif

- infark serebrovaskuler

- hipertiroidisme

- multipel sklerosis

- ensefalitis

- hidrosefalus tekanan normal

- gangguan endokrin

- gangguan personaliti dan afektif

- dampak obat-obatan tertentu

Beberapa penderita sindrom Othello juga dijumpai pada pasien dengan penyakit Parkinson.

Selain itu berdasar hasil penelitian 25 persen pasien penyakit Parkinson juga menderita delusi dan halusinasi. Sindrom Othello juga sering dijumpai pada pria alkoholik yang kronis.

Sindrom ini bisa sangat berbahaya dalam relasi serta dapat mengakibatkan terganggunya pernikahan, pembunuhan, dan bunuh diri.

Gejala klinis penderita sindrom Othello

Dilansir dari tulisan dokter Dito Anurogo, dosen FKIK Unismuh Makassar di Antara, penderita sindrom Othello menunjukkan perubahan mental yang nyata, misalnya agresi berlebihan, sikap permusuhan, dan mudah tersinggung.

Para penderita sindrom Othello dapat mengumpulkan bukti berbasis kejadian atau peristiwa secara acak, merekam percakapan, screenshoot media sosial di gawai, barang-barang atau perabotan rumah tangga yang salah tempat untuk mendukung kecurigaan mereka.

Perspektif forensik sindrom ini juga telah dijelaskan di beragam referensi, yakni kecemburuan delusional yang merupakan faktor risiko terjadinya kekerasan, pembunuhan, dan tindakan kriminal lainnya.

Sekitar 20 persen individu dengan sindrom Othello telah melakukan percobaan bunuh diri.

Penyebab sindrom Othello

Sindrom Othello dipertimbangkan sebagai salah satu manifestasi dari sindrom disregulasi dopamin.

Delusi sebagai gejala utama sindrom Othello terkait erat dengan gangguan fungsi (disfungsi) otak di bagian lobus frontal, terutama lobus frontal kanan.

Riset lain menunjukkan lesi di lobus frontal kiri dan thalamus berkorelasi dengan kejadian sindrom Othello.

Pemeriksaan penunjang melalui studi pencitraan dengan Voxel-based morphometry (VBM), tampak bahwa pelbagai kasus neurodegeneratif dengan sindrom Othello menunjukkan hilangnya materi abu-abu (grey matter) yang signifikan di otak bagian lobus frontal dorsolateral.

Analisis Magnetic resonance imaging (MRI) menunjukkan gambaran T1-weighted volumetric setelah onset sindrom Othello.

Penanganan sindrom Othello

Intervensi farmakologis dan terapi perilaku dialektikal merupakan opsi pilihan untuk mengatasi cemburu patologis.

Di rumah sakit, keselamatan pasien diutamakan, intervensi kolaboratif dan komprehensif direkomendasikan sebagai tata laksana.

Prinsip prosedur terapeutik secara umum di semua pasien adalah reduksi dosis dopamin agonis.

Dokter akan memberikan pramipexole 4,4 mg setiap harinya bila penderita sindrom Othello mulai merasakan delusi.

Pilihan medikamentosa lain yang diberikan hanya dengan resep dokter, antara lain terapi dopaminergik dengan apomorfin, ropinirole, kombinasi Levodopa atau Carbidopa.

Tata laksana lainnya sebagai tambahan terhadap apomorfin adalah kombinasi dari Levodopa, Carbidopa, atau Entacapone.

Obat-obatan golongan neuroleptik, pimozide, secara historis direkomendasikan untuk mengatasi sindrom Othello.

Pada pasien neuroleptik atipikal, maka dokter biasanya akan merekomendasikan clozapine atau quetiapine, sesuai indikasi.

Antipsikotik digunakan untuk terapi delusi pada gangguan neurodegeneratif dengan beragam tingkat kesuksesan.

Medikasi ini tidak berhasil memperbaiki delusi pada demensia vaskuler. Studi review sistematik menunjukkan bahwa olanzapine dan risperidone merupakan antipsikotik atipikal yang paling sering diresepkan dokter.

Tiapride direkomendasikan oleh Mukai (2003) sebagai obat pilihan pada lansia dengan sindrom Othello dan semua tipe gangguan monodelusional pada lansia.

Prognosis sindrom Othello tergantung kepada fenomenologi dan patofisiologi yang mendasari terjadinya penyakit, eksistensi gangguan mental komorbid, dan respons terhadap terapi.

Dengan penanganan paripurna dan komprehensif, maka sindrom Othello segera teratasi, dan penderita dapat segera produktif.

Baca juga artikel terkait HUBUNGAN RELASI atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH