Menuju konten utama

Insecure dalam Hubungan, Penyebab dan Cara Mengatasinya

Dalam kasus umum insecure dapat disebabkan oleh peristiwa traumatis, seperti penolakan, kejadian merugikan, hingga perceraian.

Insecure dalam Hubungan, Penyebab dan Cara Mengatasinya
Ilustrasi insecure dalam hubungan. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Insecure atau perasaan tidak aman dapat terjadi di berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hubungan asmara. Sebagian orang mungkin bisa mengatasi rasa insecure dengan cepat, tetapi tidak sedikit yang menghadapinya dalam jangka waktu lama.

Dilansir dari Good Theraphy, perasaan insecure sering kali berkaitan dengan keraguan, tidak percaya diri, dan berbagai perasaan negatif lainnya. Jika ini terjadi dalam jangka waktu lama, dapat memengaruhi kehidupan secara signifikan, apalagi jika berkaitan dengan hubungan asmara. Sehingga, penting untuk menghindari rasa insecure diri selama menjalani suatu hubungan.

Seseorang yang mengalami insecurity terkait hubungan atau pasangannya sering kali berhadapan dengan hal-hal negatif. Contohnya seperti selalu merasa diri sendiri tidak serasi dengan pasangan atau merasa pasangan selalu berbohong sepanjang waktu.

Perasaan-perasaan negatif semacam ini, menurut Relate, membuat pasangan sulit membangun kepercayaan akan masa depan. Akibatnya, seseorang bisa saja berpikir bahwa putus adalah solusi termudah dari masalah rasa insecure-nya (yang bisa jadi hanya imajiner).

Penyebab insecure dalam hubungan

Perasaan insecure bisa berakar dari banyak hal. Dalam kasus umum insecurity dapat disebabkan oleh peristiwa traumatis, seperti penolakan, kejadian merugikan, hingga perceraian.

Good Theraphy mengklaim kondisi ini juga berkaitan dengan pola asuh yang tidak sempurna. Anak-anak dengan orang tua yang egois atau tidak konsisten akan tumbuh tanpa membentuk koneksi emosional yang langgeng. Ini dapat menyebabkan anak-anak mengembangkan perasaan cemas, takut, dan tidak tahu harus mengharapkan apa ketika dewasa.

Dalam konteks hubungan asmara, perasaan insecure muncul dari dalam diri. Menurut Psychology Today, rasa insecure terbentuk ketika seseorang mulai membandingkan diri sendiri secara negatif dengan orang lain.

Penyebabnya bisa bermacam-macam, seperti hubungan di masa lalu. Seseorang yang pernah mengalami penolakan di hubungan sebelumnya, lebih mungkin mengembangkan perasaan insecure di hubungan selanjutnya. Seseorang akhirnya merasa bergantung dengan pasangan atau takut kehilangan orang yang dicintai untuk kedua kalinya.

Masih berkaitan dengan masa lalu, Relate menyebutkan bahwa perceraian bisa memengaruhi seseorang.

Seseorang yang pernah bercerai atau tumbuh di keluarga yang orang tuanya bercerai rentan mengalami rasa insecure. Hal ini karena adanya kepercayaan yang dicederai. Orang-orang yang pernah berhubungan dengan perceraian cenderung lebih sulit mempercayai orang lain. Mereka lebih mungkin mengembangkan kepercayaan bahwa akan ada 'sejarah' yang terulang.

Perasaan insecure juga bisa muncul dari bagaimana seseorang memandang dirinya. Sebagai contoh, setelah menjalani hubungan seseorang merasa kurang puas dengan tampilan fisiknya. Belum lagi dengan adanya faktor eksternal seperti tanggapan orang lain ikut memicu hal ini. Contohnya ketika kerabat mengeluarkan kalimat "Kamu terlihat lebih gendut ya, sekarang. Tapi (pasangan Anda) kelihatan sama saja." Hati-hati dengan kalimat semacam ini, karena dapat memupuk rasa insecure seseorang.

Atasi dengan kepercayaan diri dan kemandirian

Megan McCarthy seorang professor dari Departemen Psikologi Universitas Waterloo, Kanada, menyebutkan bahwa permasalahan utama dari rasa insecure adalah ketidakpercayadirian.

“Ada persepsi bahwa orang dengan harga diri rendah cenderung lebih negatif dan lebih sering mengeluh,” katanya seperti yang dikutip dari laman resmi Universitas Waterloo.

Dalam studinya, McCarthy menemukan bahwa orang dengan konsep diri negatif sering kali memiliki keraguan dan kecemasan tentang sejauh mana orang lain peduli tentang mereka. "Hal ini dapat mendorong harga diri rendah orang ke arah perilaku defensif dan melindungi diri, seperti menghindari konfrontasi," lanjut McCarthy.

Sejalan dengan hal itu, Psychology Today mencatat bahwa meningkatkan nilai diri benar-benar membantu mengatasi insecurity. Meningkatkan nilai diri berjalan beriringan dengan meningkatnya harga diri.

Sebutkan nilai-nilai positif diri sendiri dan tegaskan hal tersebut. Nilai positif bukan seputar cantik/tampan, kaya, atau berkuasa. Sifat baik, dapat dipercaya, lucu, baik hati, komunikator yang baik termasuk sifat-sifat yang dihargai kebanyakan orang dalam menilai pasangan.

Selain itu, faktor yang tidak kalah penting untuk mengahadapi rasa insecure adalah kemandirian. Kondisi terlalu bergantung dengan pasangan dapat menyebabkan rasa insecure semakin buruk. Bisa jadi karena takut kehilangan atau takut tidak dapat menemukan orang seperti pasangan. Maka dari itu, mulailah membangun kemandirian termasuk kemandirian sosial, tujuan hidup, dan finansial.

Luangkan waktu untuk teman, minat, dan hobi. Jaga kemandirian finansial sejak dini dan miliki tujuan peningkatan diri yang terpisah dari tujuan hubungan. Tanamkan dalam diri bahwa tidak apa-apa jika hubungan tidak berhasil. Percayalah pada diri sendiri bahwa setelah berpisah tetap mampu menjadi individu yang berfungsi sepenuhnya.

Baca juga artikel terkait INSECURE DALAM HUBUNGAN atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Nur Hidayah Perwitasari