tirto.id - Beras di pasaran sedang mengalami lonjakan harga hingga hampir mencapai dua kali lipat dibandingkan harga normalnya. Tentunya hal ini sangat berdampak pada masyarakat terutama kalangan menengah ke bawah.
Bahkan pembelian di ritel modern juga dibatasi maksimal 10 kg saja. Aturan ini ditetapkan untuk menjaga adanya penimbunan beras oleh masyarakat. Dengan adanya pembatasan, pembelian beras dapat merata.
Adanya kenaikan harga beras karena adanya penurunan produksi dari petani. Penyebabnya adalah cuaca ekstrem yang mempengaruhi panen sehingga banyak petani padi yang gagal panen.
Perkiraan Harga Beras akan Kembali Normal
Sejumlah daerah mengusahakan harga beras akan kembali normal sebelum Ramadhan. Perum Bulog Cianjur menargetkan untuk wilayah Kota/Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat harga beras segera menurun.
Kepala Kantor Cabang Bulog Cianjur, Renato Horison menyatakan bahwa harga beras ditargetkan normal kembal pada Maret 2024.
Renato menyatakan salah satu cara untuk menekan harga beras untuk kembali normal dengan menggelar operasi pasar murah untuk beras yang bekerja sama dengan Pemkab Sukabumi.
Cek Harga Beras Terbaru 2024
Pada pertengahan Februari harga beras untuk kategori beras medium menyentuh harga Rp14.070 per kilogramnya. Kini per 28 Maret 2024 harga beras di pasaran masih cukup tinggi yaitu Rp15.000 per kilogramnya.
Badan Pangan Nasional melalui laman resmi mereka, telah merilis perkembangan harga kebutuhan pokok secara nasional termasuk beras baik premium hingga medium.
Berdasarkan Badan Pangan Nasional harga beras rata-rata secara nasional mencapai Rp16.410 per kilogramnya untuk kategori beras premium.
Sementara harga tertinggi dijual di wilayah Papua Pegunungan dengan harga Rp24.000 per kilogramnya, sementara harga terendah di Aceh dengan harga Rp14.680 per kilogramnya.
Penyebab Harga Beras Naik
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan penjelasan penyebab naiknya harga beras di awal tahun 2024. Menurut Jokowi, pemicu utamanya yakni produksi beras yang kurang atau cenderung menurun.
Berkurangnya intensitas produksi beras sendiri dipicu oleh perubahan iklim ekstrem yang menimpa Indonesia sejak pertengahan tahun 2023 kemarin.
Secara tidak langsung, jelas Jokowi, akhirnya proses panen beras kerap gagal karena iklim yang bisa berubah secara mendadak dalam beberapa waktu terakhir ini.
Krisis produksi beras ini akhirnya berdampak pada kelangkaan dan memicu adanya kenaikan harga yang melejit di pasaran.
Selaras dengan pernyataan Jokowi, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan juga menjelaskan bahwa harga beras saat ini naik akibat para petani belum panen karena siklus cuaca El Nino yang melanda Indonesia pada pertengahan 2023 kemarin.
Penulis: Wulandari
Editor: Dipna Videlia Putsanra