tirto.id - Direktur Utama Bulog Budi Waseso memastikan impor beras belum perlu dilakukan hingga Juni 2019. Sebabnya, saat ini Bulog masih memiliki stok beras sebanyak 2,1 juta ton.
"Insya Allah Juni tahun ini kita tidak impor (beras). Kami sudah lihat datanya (penyerapan beras) dan sudah ada target" ucap Budi kepada wartawan di Gudang Bulog Divre Jakarta Banten, Jakarta Utara, Kamis (10/1/2019).
Pria yang kerap disapa Buwas ini menyebutkan, menjelang masa panen raya dari Februari-Juni 2019, Bulog diperkirakan dapat menyerap 1,8 juta ton beras petani. Karena itu, total stok yang dimiliki Bulog dapat mencapai lebih dari 3 juta ton beras.
Dari 2,1 juta ton beras yang dimiliki Bulog, kata dia, 1,7 juta di antaranya merupakan beras impor dari tahun sebelumnya dan penyalurannya akan memprioritaskan beras dalam negeri.
Namun, lanjutnya, masih terdapat perbedaan rasa bagi beras impor yang mungkin belum tentu dapat ditolerir masyarakat.
"Kami akan utamakan dulu beras dalam negeri karena penyerapan pasarnya lebih mudah dibanding impor," ucap Buwas.
Buwas menjamin beras impor itu dapat tetap terjual dengan baik di pasar dan ia pun berencana untuk mencampur beras impor dengan lokal.
Meski demikian, ia menjamin penjualan beras akan dilakukan dengan memajang informasi terkait beras campuran itu agar tidak merugikan konsumen.
Di hari yang sama, Buwas bersama Presiden Jokowi, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, dan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution melakukan peninjaun Gudang Bulog Divre Jakarta Banten, Kelapa Gading. Dalam kunjungannya, Presiden menyatakan puas dengan stok yang ada dan mendorong agar operasi pasar tetap gencar dilakukan.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno