Menuju konten utama

Bunga dari Jokowi Untuk Kim Jong-un dan Sejarah Indonesia-Korut

Presiden Jokowi mengirim bunga dan pesan sambutan kepada Kim Jong-un terkait peringatan 72 tahun berdirinya Korea Utara.

Bunga dari Jokowi Untuk Kim Jong-un dan Sejarah Indonesia-Korut
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Susan Walsh/AP

tirto.id - Presiden Joko Widodo mengirimkan bunga kepada pemimpin Korea Utara Kim Jong-un untuk memperingati 72 tahun berdirinya Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) menurut laporan kantor berita Korea Utara KCNA.

Kiriman bunga itu diserahkan kepada pejabat terkait oleh Duta Besar Indonesia untuk DPRK pada Selasa (22/9/2020). Selain itu Presiden Jokowi juga mengirimkan pesan sambutan kepada Kim Jong-un.

Menurut laporan KCNA, Jokowi dalam pesannya menyampaikan keyakinannya bahwa pemerintah dan masyarakat Korea utara dapat memperkuat upaya mengatasi tantangan akibat COVID-19 dalam semangat hari kemerdekaan.

Jokowi juga menegaskan kembali kesediaannya untuk meningkatkan kerja sama antara kedua negara untuk kepentingan bersama rakyat kedua negara dan untuk perdamaian dan kemajuan di kawasan dan sekitarnya.

"Ia mendoakan Pimpinan Tertinggi DPRK dalam keadaan sehat dan terus sukses dalam pekerjaan mulianya," demikian laporan KCNA.

Bunga dalam Hubungan Bilateral Indonesia - Korea Utara

Indonesia dan Korea Utara sudah menjalin kerja sama sejak tahun 1960-an. Indonesia membuka hubungan bilateral dengan RRDK dengan membuka kantor urusan kekonsuleran pada 30 Desember 1961 di Pyongyang.

Kemudian, ditingkatkan menjadi setingkat Konsulat Jenderal pada Februari 1964 dengan Konjen pertamanya Bpk. Sufri Yusuf.

Bahkan Presiden Sukarno pernah berkunjung ke Pyongyang dari 1 - 4 November 1964. Usai kunjungan Sukarno, kantor Konsulat Jenderal ditingkatkan menjadi Kedutaan Besar.

Tepatnya pada Desember 1965, perwakilan RI di Pyongyang menjadi Kedutaan Besar dengan Raden Ahem Erningpradja sebagai Dubes pertamanya.

Setelah kunjungan Sukarno ke Pyongyang di akhir tahun 1964, Presiden Korea Utara Kim Il Sung melakukan kunjungan balasan pada 10-20 April 1965.

Dalam kunjungan ini, Presiden Sukarno berkesempatan mengajak Presiden Kim Il Sung berkeliling di Kebun Raya Bogor dan menghadiahkan bunga anggrek varietas baru (belum ada namanya) dan diberi nama Kimillsungia sebagai hadiah ulang tahun untuk Kim Il Sung.

Kimilsungia kemudian menjadi simbol persahabatan Indonesia - Korea Utara yang dirayakan secara besar-besaran di seluruh pelosok RRDK pada bulan kelahiran Presiden Kim Il Sung (setiap April).

Bunga Kimilsungia juga diberi gelar immortal flower; bunga abadi yang melambangkan keabadiaan Presiden Kim Il Sung.

Selain Sukarno, Presiden Megawati juga pernah melakukan lawatan ke RRDK pada 28 – 30 Maret 2002. Dalam kunjungan ini, Presiden Megawati disambut di bandara Sunan, Pyongyang oleh Presiden Presidium Majelis Rakyat Tertinggi, Kim Yong Nam.

Pada 29 Maret 2002, Presiden Megawati bertemu dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-il. Ini adalah pertemuan kedua antara pemimpin Indonesia dan Korea Utara.

Meskipun terdapat berbagai sanksi internasional yang dikenakan kepada RRDK selama bertahun-tahun karena penolakannya terhadap beberapa kebijakan internasional, Indonesia tetap mempertahankan hubungan diplomatiknya dengan Korea Utara.

Baca juga artikel terkait KOREA UTARA atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Politik
Penulis: Yantina Debora
Editor: Agung DH