tirto.id - Indonesia akan mengekspor beras ke beberapa negara tetangga di ASEAN. Hal ini dikatakan Budi Waseso, Direktur Utama Perum Bulog pada Januari lalu. Langkah ini dirasa janggal karena pada tahun 2018 lalu RI malah impor beras dari Thailand, Vietnam dan Pakistan sebanyak 2,25 juta ton.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik (OPP) Bulog, Tri Wahyudi Saleh menjelaskan alasan kebijakan Bulog mengekspor beras mengingat konsumsi dalam negeri masih kurang. Ia mengatakan, beras di Gudang Bulog sudah melimpah, sementara beras-beras tersebut harus segera dikeluarkan.
"Makanya Pak Buwas sekarang sedang sibuk mengeluarkan beras, ekspor beras," jelas dia di Menara Kamar Dagang Indonesia, Kamis (14/2/2019).
Ia menjelaskan, stok beras saat ini mencapai 1,9 juta ton. "Kan stok kita saat ini 1,9 juta ton," kata dia.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pemerintah Indonesia telah melakukan impor beras sebanyak 2,25 juta ton dengan nilai 1,03 miliar dolar Amerika Serikat (AS) di sepanjang tahun 2018. Impor beras dilakukan secara bertahap dengan mendatangkan pada setiap bulannya selama 12 bulan.
Dari total 2,25 juta ton beras impor, pada Januari masuk sebesar 13,17 ribu ton dengan nilai 5,80 juta dolar AS. Pada Februari masuk sebanyak 272,89 ribu ton dengan nilai 130,08 juta dolar AS. Pada Maret masuk sebanyak 97,63 ribu ton dengan nilai 44,73 juta dolar AS.
Sebelumnya Dirut Bulog Budi Waseso memastikan impor beras belum perlu dilakukan hingga Juni 2019. Sebabnya, saat ini Bulog masih memiliki stok beras sebanyak 2,1 juta ton.
"Insya Allah Juni tahun ini kita tidak impor [beras]. Kami sudah lihat datanya (penyerapan beras) dan sudah ada target" ucap Budi kepada wartawan di Gudang Bulog Divre Jakarta Banten, Jakarta Utara, Kamis (10/1/2019).
Pria yang kerap disapa Buwas ini menyebutkan, menjelang masa panen raya dari Februari-Juni 2019, Bulog diperkirakan dapat menyerap 1,8 juta ton beras petani. Karena itu, total stok yang dimiliki Bulog dapat mencapai lebih dari 3 juta ton beras.
Dari 2,1 juta ton beras yang dimiliki Bulog, kata dia, 1,7 juta di antaranya merupakan beras impor dari tahun sebelumnya dan penyalurannya akan memprioritaskan beras dalam negeri.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Maya Saputri