Menuju konten utama

Brasil vs Belgia di 8 Besar Piala Dunia 2018, Bakal Hujan Tembakan?

Duel Brasil vs Belgia pada Sabtu (7/7/2018) di 8 besar Piala Dunia 2018 akan menjadi laga ulangan Piala Dunia 2002.

Brasil vs Belgia di 8 Besar Piala Dunia 2018, Bakal Hujan Tembakan?
Aksi Eden Hazard pada pertandingan babak 16 besar Piala Dunia 2018 antara Timnas Belgia vs Timnas Jepang di Rostov Arena, Rostov-on-Don, Rusia, Selasa (03/07/2018). AP Photo/Natacha Pisarenko

tirto.id - Pertarungan Brasil vs Belgia yang digelar pada Sabtu (7/7/2018) pukul 01.00 WIB di Kazan Arena akan menjadi tolok ukur paling tepat untuk generasi emas Belgia, yang tahun ini masuk sebagai salah satu kandidat juara. Iblis Merah beradu kekuatan dengan juara Piala Dunia lima kali.

16 tahun lalu, di Korea Selatan-Jepang 2002, Brasil merayakan gelar juara dunia kelima mereka. Berhadapan dengan tim 'muda' Jerman di final, sepasang Ronaldo Nazario memastikan Selecao menang 2-0. Sedikit yang mengingat, di babak 16 besar turnamen tersebut, Brasil menumbangkan Belgia dengan skor yang sama.

Belgia yang bertanding kala itu cukup jauh dibandingkan Belgia era Roberto Martinez. 15 dari 24 pemain yang dibawa oleh pelatih kala itu, Robert Waseige, bermain di liga lokal. Kapten mereka, Marc Wilmots, adalah sosok yang sama dengan pelatih Iblis Merah di Piala Dunia 2014 dan Piala Eropa 2016.

16 belas tahun sejak kekalahan itu --sekaligus pertemuan terakhir melawan Brasil--- Belgia tiba di perempat-final Piala Dunia.

Tuntutan untuk Iblis Merah yang sekarang berbeda dengan Belgia 16 tahun lalu. Tahun ini, Iblis Merah memboyong 22 pemain yang berkompetisi di luar negeri. Hanya ada satu pemain yang berasal dari Jupiler Pro League, Leander Dendocker (Anderlecht). Selain itu, dengan hanya satu pemain lokal, Belgia hanya kalah dari Senegal dan Swedia, yang membawa skuat sepenuhnya dari tim luar negeri.

Hal lain yang layak diperhatikan Belgia adalah label generasi emas yang melekati tim ini. Ada Eden Hazard (27 tahun), Romelu Lukaku (25 tahun), Kevin De Bruyne (27 tahun), Axel Witsel (29 tahun), hingga Thibaut Courtois (26 tahun). Andai mereka gagal menjuarai Piala Dunia kali ini, nama-nama tersebut akan tiba di Qatar 2022 dalam usia di atas 30 tahun, kecuali Hazard.

"Ini adalah generasi terbaik kami sepanjang masa, terutama menyangkut lini serang. (Roberto) Martinez adalah peningkatan dibandingkan Wilmots di bangku cadangan, tetapi masalahnya adalah kami hanya bisa menilai kemampuannya di Piala Dunia," ungkap Philippe Gerday, jurnalis La Meuse Sudpresse.

Melawan Brasil adalah ujian untuk segala yang dimiliki Belgia sekarang. Berdasarkan statistik FIFA, Belgia dan Brasil sama-sama yang tertinggi dalam urusan peluang. Keduanya sama-sama melepaskan 77 tembakan. Iblis Merah unggul satu saja dalam tembakan tepat sasaran, 30 kali, berbanding 29 milik Brasil.

Perbedaannya, di Belgia tidak ada pemain yang benar-benar mendominasi. Eden Hazard dan Romelu Lukaku sama-sama sudah mengirim 11 tembakan, disusul Michy Batshuayi dengan 8 peluang. Sementara itu, Neymar sangat menonjol di Brasil dengan 24 tembakan, diikuti Philippe Coutinho (16 kali).

Roberto Martinez sendiri menegaskan, Belgia tidak akan mengubah gaya melawan Brasil. Dengan demikian, laga di Kazan Arena akan menjadi pertempuran dua tim yang sama-sama memburu gol, bukan tim yang memarkir 'bus' untuk sekadar lari ke adu penalti.

"Kami akan tetap menjadi tim yang (bergaya) menyerang. Kami tidak akan tiba-tiba bertahan. Brasil adalah tim terbaik di turnamen ini, tapi kami tidak kalah," ungkap Martinez jelang laga.

Baca juga artikel terkait PIALA DUNIA 2018 atau tulisan lainnya dari Fitra Firdaus

tirto.id - Olahraga
Penulis: Fitra Firdaus
Editor: Fitra Firdaus