tirto.id - Pemerintah Brasil pada Senin (20/7/2020) kemarin melaporkan, bahwa dua menterinya telah mendapatkan hasil tes positif untuk virus corona.
Dilansir dari kantor berita Antara, Menteri Kewarganegaraan Onyx Lorenzoni, dan Menteri Pendidikan yang baru, Milton Ribeiro mengumumkan hasil diagnosis positif serta tindakan karantina di akun media sosial masing-masing.
Lorenzoni, sekutu dekat Presiden Jair Bolsonaro dari sayap kanan menyatakan, gejalanya relatif ringan setelah mengonsumsi obat anti-malaria.
"Saya sudah merasakan efek positifnya," ujarnya merujuk pada penggunaan chloroquine, bersama dengan azithromycin dan ivermectin, sebagai pengobatan terhadap virus corona yang ia pakai.
Sementara Presiden Bolsonaro sendiri, yang sebelumnya juga dinyatakan positif corona, sedang menjalani proses karantina mandiri di samping terus mengonsumsi hydroxychloroquine.
Obat tersebut, beserta chloroquine yang dikonsumsi menterinya, sebenarnya awam digunakan untuk mengobati malaria.
Namun, Bolsonaro telah menjadi pendukung penuh untuk menggunakannya demi mengobati COVID-19, meskipun kurangnya bukti kuat bahwa obat tersebut bekerja melawan penyakit itu.
“Penting untuk diingat bahwa penggunaan obat ‘tanpa label’ sudah mapan dalam pengobatan, tentunya selama pasien setuju,” cuit Bolsonaro pada Senin (20/7/2020) pagi, membela penggunaan hydroxychloroquine untuk pengobatan yang belum terbukti tersebut.
Selain dua nama tersebut, jajaran menteri Bolsonaro yang positif virus corona adalah penasihat keamanan nasional, Augusto Heleno, dan Menteri Pertambangan dan Energi, Bento Albuquerque.
Angka positif virus corona di Brasil memang masih tinggi. Data Kementerian Kesehatan Brasil menyatakan, lebih dari 80.000 orang telah meninggal karena virus corona di Brasil.
Angka pastinya, sebagaimana data yang dihimpun Worldometers per Selasa (21/7/2020), jumlah kematian mencapai 80.251 dari 2.212.645 kasus positif. Merujuk tingginya kasus, Brasil sendiri tercatat sebagai negara dengan jumlah kasus terbesar di bawah Amerika Serikat.
Para ahli mengatakan, angka sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi karena kurangnya pengujian yang merata ke seluruh masyarakat.
Virus ini telah melanda elit politik di sudut-sudut lain Amerika Latin, termasuk Bolivia.
Negara ini juga melaporkan penyebaran di jajaran pemerintahan, termasuk presiden sementara Jeanine Anez dan dan beberapa menterinya, satu di antaranya adalah menteri kesehatan.
Terbaru, bahkan presiden federasi sepakbola Bolivia (FBF), Cesar Salinas, meninggal pada Minggu (19/7/2020) waktu setempat akibat virus corona.
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Dhita Koesno