Menuju konten utama

BPS: Ekspor Sektor Pertambangan Melonjak pada Agustus 2023

Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan nilai ekspor sektor pertambangan mengalami kenaikan tertinggi secara month-to-month (m-to-m) pada Agustus 2023.

BPS: Ekspor Sektor Pertambangan Melonjak pada Agustus 2023
Aktivitas bongkar muat kontainer berlangsung di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (15/12/2022). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/YU

tirto.id - Pelaksana Tugas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan nilai ekspor sektor pertambangan mengalami kenaikan tertinggi secara month-to-month (m-to-m) pada Agustus 2023. Tercatat, kenaikan terjadi sebesar 15,37 persen. Sementara itu, nilai ekspor di seluruh sektor masih tumbuh secara bulanan.

"Nilai ekspor non-migas Indonesia pada Agustus 2023 mencapai 20,69 miliar dolar AS," kata Amalia di Gedung Badan Pusat Statistik, Jakarta, Jumat (15/9/2023).

Pada nilai kenaikan pada tiap komoditas, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi 0,01 miliar dolar AS. Sektor pertambangan dan lainnya memberikan kenaikan kontribusi sebesar 0,53 miliar dolar AS, dan sektor industri pengolahan sebesar mencatatkan kenaikan 0,51 miliar dolar AS.

Amalia mengungkapkan, sektor pertambangan yang memiliki pertumbuhan signifikan didominasi oleh beberapa komoditas utama.

"Komoditasnya adalah bijih tembaga, lignite, bijih seng, bahan mineral lainnya, serta bijih timbal," katanya.

Sementara itu nilai ekspor non-migas Agustus 2023, mengalami pertumbuhan secara m-to-m di semua sektor.

Namun, terbalik pada perkembangan pertumbuhan secara tahunan atau year on year (y-on-y), semua sektor mengalami penurunan, seperti sektor industri pengolahan tercatat turun sebesar 17,33 miliar dolar AS, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan turun drastis sebesar 30,50 miliar dolar AS, kemudian sektor pertambangan dan lainnya tercatat turun sebesar 33,39 miliar dolar AS.

Kinerja ekspor bulanan komoditas unggulan pada Agustus 2023 mengalami kenaikan pada sektor besi dan baja serta minyak kelapa sawit.

Besi dan baja memiliki kinerja ekspor secara m-to-m yang naik sebesar 1,27 persen, namun secara y-on-y mencatatkan penurunan 0,96 persen. Sedangkan pada minyak kelapa sawit, secara m-to-m mencatatkan kenaikan sebesar 5,32 persen dan penurunan secara y-on-y sebesar 35,23 persen.

Komoditas unggulan lainnya seperti batu bara tidak mengalami kenaikan baik secara m-to-m yang turun 11,83 persen maupun y-on-y yang turun signifikan sebesar 48,91 persen.

Negara tujuan ekspor utama paling mendominasi adalah Cina dengan catatan 25,99 persen, kemudian disusul negara kawasan ASEAN sebesar 18,47 persen, Amerika Serikat sebesar 10,29 persen, India sebesar 10,29 persen, negara kawasan Uni Eropa sebesar 6,11 persen dan lainnya sebesar 30,23 persen.

Baca juga artikel terkait EKSPOR PERTAMBANGAN atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Anggun P Situmorang