tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat selama April 2020 Indonesia telah mengimpor gula sebanyak 684 ribu ton, nilainya setara 238 juta dolar AS.
Nilai ini mengalami kenaikan dari impor gula pada Maret 2020 yang menyentuh 642 ribu ton dengan nilai 230 juta dolar AS. Selama Maret-April 2020 ini, maka setidaknya sudah ada 1.326 ribu ton.
Jika dibandingkan dari April 2019, impor gula RI pada April 2020 naik hampir dua kali lipat. Pada waktu itu, impor gula hanya mencapai 387 ribu ton dengan nilai 135 juta dolar AS.
Selama April 2020, impor gula paling banyak masuk dari Thailand dengan jumlah 350 ribu ton. Nilainya mencapai 121 juta dolar AS. Nilai ini naik tipis dari April 2019 yang waktu itu hanya berkisar 334 ribu ton.
Negara penyumbang gula bagi Indonesia diikuti oleh Australia dengan jumlah 177 ribu ton. Nilainya setara 62 juta dolar AS. Nilai impor dari Australia naik signifikan dari tahun 2019 yang waktu itu hanya mencapai 53 ribu ton.
Selanjutnya impor gula juga berasal dari Brasil dengan jumlah 100 ribu ton dan nilai barang 34 juta dolar AS. Lalu ada juga impor dari india sebanyak 56 ribu ton dan Korea Selatan 710 ribu ton.
Pada 3 Maret 2020, Kementerian Perdagangan sekitar 438 ribu ton izin impor gula sudah diterbitkan. Lalu pada 13 Maret 2020, Kemendag menyatakan ada tambahan izin 550 ribu ton lagi. Jika ditotal jumlahnya hanya 988 ribu ton.
"Jadi sampai Agustus nanti, target kita stok gula yang ada sekitar 670.000 ton. Tentu impor kita sesuaikan dengan waktu panen gula tebu di dalam negeri," ucap Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dalam konferensi pers di Kemenko Perekonomian, Jumat (13/3/2020).
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri