tirto.id - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengklarifikasi hanya menarik bets (batch) tertentu dari obat sirop Termorex pabrikan PT Konimex. Kepala BPOM Penny Lukito menyatakan tidak semua bets obat sirop Termorex tercemar Etilen Glikol (EG) atau Dietilen Glikol (DG) di atas ambang batas.
Klarifikasi itu disampaikan setelah PT Konimex membantah temuan terkait cemaran EG pada Termorex Sirup. BPOM telah mengecek ulang sampel produk Termorex pada bets berbeda.
"Kami kembangkan lagi dengan melihat, menyampel dan menguji dari batc-batch yang lain dari lokasi yang berbeda, tempat sampel yang berbeda, dan waktu produksi yang berbeda dari batch yang berbeda ternyata aman. Jadi kemudian tentunya tindak lanjut dari hasil ini adalah disesuaikan, jadi penarikan hanya untuk batch tertentu,” kata Penny dalam konferensi pers daring, Minggu (23/10/2022).
Berdasarkan temuan BPOM per 20 Oktober lalu, ada lima obat sirop yang mengandung cemaran etilen glikol (EG) melebihi ambang batas aman. Penggunaan obat yang mengandung senyawa berbahaya ini diduga menjadi salah satu penyebab gagal ginjal akut pada anak.
Kelima produk obat itu meliputi Termorex Sirup, Flurin DMP Sirup, Unibebi Cough Sirup, Unibebi Demam Sirup, Unibebi Demam Drops.
“Ada lima jadinya dari tiga perusahaan, tapi ini juga dikembangkan lagi,” jelas dia.
Kasus gagal ginjal akut pada anak terus meningkat dalam tiga bulan terakhir. Per 20 Oktober 2022, sebanyak 245 anak di Indonesia menderita gagal ginjal akut. Sebanyak 141 anak di antaranya meninggal dunia akibat penyakit tersebut.
Angka kematian akibat gagal ginjal akut di Indonesia menjadi yang terparah di dunia, melebihi Gambia dan Nigeria yang juga terjangkit penyakit serupa.
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Gilang Ramadhan