tirto.id - Badan Pemenangan Nasional (BPN) angkat bicara terkait pernyataan Agum Gumelar yang menyinggung nama Prabowo saat menceritakan kasus penculikan dan pembunuhan aktivis 98.
Dewan Pengarah Direktorat Advokat dan Hukum BPN Nasir Djamil mengatakan, kubu Prabowo-Sandi tidak berpengaruh terhadap pernyataan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu.
“Kami tidak berpengaruh terhadap isu ini yang mengarah ke pribadi paslon 02, Prabowo,” kata Nasir saat di Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (12/3/2019).
Sebab, kata Nasir, BPN telah memahami situasi politik Pemilihan Presiden (Pilpres) saat ini. Sehingga ia mengatakan lebih mementingkan membahas Pilpres 2019 yang sudah di depan mata.
“Kami memahami situasi politik sekarang, dinamika Pilpres sekarang, informasi masuk seperti air banjir. Dan kami akan fokus, ya BPN akan fokus sampai 17 April ini,” ujarnya.
Politikus Partai Keadilan Sejahterah (PKS) itu pun menuturkan, BPN tak takut bila pernyataan Agum Gumelar itu akan membuat anjlok elektabilitas capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo-Sandi.
“Enggak [elektabilitas anjlok]. Kami yakin masyarakat sudah cerdas,” pungkasnya.
Kemudian pria yang menjabat di Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI itu juga mengatakan, BPN belum terpikir untuk menyeret pernyataan Agum Gumelar tersebut ke ranah hukum.
“Belum berpikir seperti itu [menyeret ke ranah hukum],” terangnya.
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Agum Gumelar mengaku mengetahui secara detail terkait peristiwa penculikan aktivis pada tahun 1998. Bahkan Agum menunjuk nama salah satu biang kerok peristiwa tersebut, yakni Prabowo Subianto yang kala itu menjadi Ketua Tim Mawar. Sekarang mantan Danjen Kopassus itu juga menjadi calon presiden pesaing Jokowi.
"Ketika dari hati ke hati dan mereka [tim Mawar], di sinilah saya tahu bagaimana matinya orang-orang itu, di mana dibuangnya. Saya tahu," ujar Agum.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Alexander Haryanto