tirto.id -
"Hentakan-hentakan Prabowo dalam pidato dibutuhkan untuk menyadarkan rakyat yang masih terbuai politik pencitraan. Dibohongi 4,5 tahun tapi belum sadar-sadar juga," ujar Nizar kepada reporter Tirto, Selasa (6/4/2019).
Ketua DPP Partai Gerindra ini mengklaim hentakan-hentakan yang dilakukan Prabowo saat berorasi politik justru menambah elektabilitas Prabowo-Sandi jelang hari pencoblosan, 17 April 2019 pekan depan.
"Hentakan-hentakan Prabowo terbukti sudah menyadarkan sebagian rakyat, tidak hanya yang hadir ke tempat kampanye, tetapi juga yang menonton di rumah. Maka bisa dilihat elektabilitas terus naik dan bahkan sudah melewati capres sebelah," kata Nizar.
Sebelumnya, Prabowo Subianto melontarkan kalimat-kalimat ofensif ketika berkampanye di Stadion Kridosono, Yogyakarta, Senin (8/4/2019).
Salah satu yang ia 'serang' adalah pers. Ia merasa pers sedang berlaku tidak adil terhadapnya.
"Itu TV datang ke sini bukan untuk meliput, dia menunggu saya salah bicara. Saya tidak takut karena saya tidak salah bicara," kata Prabowo.
Selain pers, Prabowo juga bicara soal "elite Jakarta" yang menurutnya berbuat jahat ke masyarakat.
"Ibu Pertiwi sedang diperkosa, hak rakyat sedang diinjak. Segelintir orang elite di Jakarta seenaknya saja merusak negara ini. [...] boleh enggak bicara agak keras di sini? Tinggal 10 hari lagi, ya? Mereka adalah bajingan-bajingan," ujar Prabowo.
"Saya bicara apa yang ada di hati saya. Saya muak, muak dengan ulah elite yang jahat di Jakarta itu selalu bohong, bohong, bohong, bohong pada rakyat," lanjut Prabowo.
Prabowo pun menyinggung soal perampokan yang terjadi di beberapa badan usaha negara.
"BUMN kebanggaan kita, BUMN milik rakyat kebanggaan kita, Garuda, Pertamina, PLN, semua dirampok," teriak Prabowo.
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Arya Sinulingga merespons pernyataan Calon Presiden (Capres) nomor urut 02, Prabowo Subianto yang menyebut bajingan pada elite di Jakarta yang merusak negara saat berorasi politik di Yogyakarta.
Tetapi pada orasi politiknya itu, Prabowo tak mengatakan dengan jelas siapa elite yang ia sebut.
Sehingga Arya pun mempertanyakan kembali kepada Prabowo siapa elite yang ia maksud.
Bahkan kata Arya, jangan-jangan elite itu merupakan orang-orang yang ada di dalam kubu Prabowo.
"Elite Jakarta tuh siapa? apakah beliau [Prabowo] masuk di situ juga sebagai elite yang disebut? Jangan-jangan orang-orang di sekitar beliau yang bajingan itu," ujarnya kepada Tirto, Senin (8/4/2019).
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Nur Hidayah Perwitasari