tirto.id - Koordinator Juru Bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzhar Simanjuntak, menilai ada upaya yang sistematis dalam peretasan akun-akun media sosial milik tokoh-tokoh pendukung paslon 02.
"Ya kan yang sudah menyampaikan, nih akun Twitter ya ada Pak Said Didu, kemudian ada beberapa nama lainnya. Memang yang diretas adalah tokoh BPN. Artinya ada kerja sistematis," kata Dahnil saat ditemui di jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Senin (15/4/2019) malam.
Kata Dahnil, pihak yang melakukan peretasan adalah mereka yang memiliki akses teknologi dan informasi memadai.
"Jadi yang punya sistem, yang bisa melakukan itu. Kita bisa saja tracking, tapi kan bukan tugas kita sebagai warga negara. Yang punya tanggung jawab tentu aparat hukum," katanya.
Ada beberapa alasan khusus mengapa Said Didu tak kunjung melakukan pelaporan ke pihak yang berwenang, kata Dahnil. Salah satunya adalah ketidakpercayaan ke aparat hukum.
"Terus terang ada distrust memang dengan aparatur hukum terkait dengan melakukan pelaporan," katanya.
Beberapa pekan terakhir, beberapa pendukung Prabowo-Sandiaga mengklaim akun media sosial mereka diretas.
Di antara yang mengklaim media sosialnya diretas adalah bekas sekretaris Kementerian BUMN Said Didu, Dahlan Iskan, Ketua Divisi Hukum dan Advokasi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean, serta dua petinggi Partai Gerindra: Sugiono dan Johannes Suryo Prabowo.
Saking kesalnya, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Ahmad Riza Patria, menuding pemerintah biang keladi peretasan ini.
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Addi M Idhom