Menuju konten utama

Bos LMAN Ungkap Alasan Proyek IKN Telan Anggaran Selangit

Lembaga Manajemen Aset Negara menilai pembangunan Ibu Kota Nusantara menelan anggaran tinggi, karena pembebasan lahan sulit dilakukan dan terbilang mahal.

Bos LMAN Ungkap Alasan Proyek IKN Telan Anggaran Selangit
Alat berat dioperasikan untuk pembangunan kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Jumat (22/9/2023). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/rwa.

tirto.id - Direktur Utama Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN), Basuki Purwadi, membeberkan alasan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) menelan anggaran yang besar. Alasannya, karena faktor pembebasan lahan.

Dia menuturkan terdapat 8 Proyek Strategis Nasional (PSN) di IKN tidak bisa disamakan dengan 38 PSN pada sektor bendungan, meski anggaran yang digelontorkan hampir sama.

Untuk diketahui, 38 PSN sektor bendungan hanya menelan anggaran Rp1,970 triliun pada realisasi tahun 2023. Sedangkan, pada 8 PSN sektor IKN menelan anggaran sebesar Rp1,426 triliun.

“Bendungan biasanya dibangun di tengah tanah yang enggak mahal, kan kalau bikin bendungan enggak mungkin tanahnya di pinggir jalan, itu menentukan sekali perbedaannya, kalau bendungan pasti lebih murah,” kata Basuki dalam kegiatan taklimat media yang diselenggarakan di Kantor LMAN, Menteng, Jakarta, Selasa (23/1/2024).

Basuki menambahkan, sektor IKN mirip dengan pembangunan pada sektor jalan tol yaitu sama-sama menelan anggaran tinggi. Hal ini disebabkan karena pembebasan lahan sulit dilakukan dan cenderung lebih mahal.

“Jalan tol lebih mahal-mahal, secara naturalnya begitu,” ujar Basuki.

Lebih lanjut, dia menjelaskan dalam pembebasan lahan proyek pemerintah, LMAN bekerja sama dengan Kementerian ATR/BPN, Kementerian PUPT, serta Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP).

“Kalau ada pembebasan lahan itu tidak melulu hasil karya LMAN. LMAN juga bekerjasama dengan pihak lain. Memang ini suatu pekerjaan yang didorong secara gotong-royong secara bersama-sama,” ungkap Basuki.

Baca juga artikel terkait PEMBANGUNAN PROYEK atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Bisnis
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Intan Umbari Prihatin