tirto.id - Menkopolhukam Mahfud MD menegaskan pemerintah tidak kecolongan dalam aksi teror bom bunuh diri di Polrestabes Medan, Rabu (13/11/2019). Mahfud menyatakan teroris memang mencari celah saat beraksi.
"Nggak lah. Memang kalau teroris itu selalu mau nyolong. Ya enggak apa-apa," kata Mahfud di Sentul, Jawa Barat, Rabu (13/11/2019).
Mahfud menerangkan, pemerintah sudah mengidentifikasi pelaku teror. Ia mencontohkan kisah penusukan Wiranto yang berakhir dengan penangkapan 51 orang bagian jaringan teror.
Mahfud mengatakan, aksi bom bunuh diri di Medan digolongkan sebagai bagian gerakan radikal. Gerakan ini, kata dia, digolongkan sebagai para jihadis.
Gerakan ini, kata Mahfud, harus ditindak aparat. Ia mengatakan, aksi ini menjadi pintu polisi untuk menelusuri jaringan dan menangkap mereka seperti kasus Wiranto.
“Kami juga yang di Medan nanti jaringanmya juga harus dicari, bukan hanya mencari satu korban dan mencari satu yang lari itu, dan itu tugas negara untuk hadir," kata Mahfud.
Mahfud meminta publik tidak berpikir berlebihan karena aparat sudah menurunkan tim untuk mencegah teror berlanjut.
Ia menjelaskan, kuantitas teror Indonesia terus turun dalam dua tahun terakhir. Oleh sebab itu, ia meminta publik tidak menganggap ada kelalaian pencegahan teror.
"Kuantitasnya (kasus teror) kurang dan begini juga jangan selalu nyinyir. Kalau pemerintah bertindak lalu dibilang melanggar ham kalau tidak bertindak dibilang kecolongan,” kata dia.
“Jangan selalu menyudutkan aparat kalau mengambil tindakan. dikontrol saja secara proporsional benar apa tidak karena nanti ada proses hukum di pengadilan yang akab membuktikan aparat itu salah apa tidak," Kata Mahfud.
Aksi teror terjadi di Polrestabes Medan, Selasa (13/11/2019) pada pukul 08.45 WIB.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan tim Densus 88 Antiteror Polri dan Polda Sumatera Utara tengah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) terkait ledakan bom di Polrestabes Medan, Sumatera Utara, pada Rabu pagi.
"Saat ini sedan dilaksanakan olah TKP oleh Densus dan Polda Sumut. Menunggu hasil investigasi lebih lanjut," kata Brigjen Dedi di Jakarta, Rabu.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz