tirto.id - Sebuah bom mobil meledak di daerah perumahan distrik Guwarsha, Benghazi pada Selasa (2/8/2016). Menurut juru bicara pasukan dan pejabat medis, 22 orang tewas dan 20 lainnya luka-luka dalam peristiwa tersebut.
Reuters melaporkan, Dewan Syura Benghazi Revolusioner mengaku bertanggung jawab atas ledakan ini. Hal ini sesuai dengan sebuah pernyataan yang dipasang di situs media terkait dengan kelompok ini.
Benghazi telah diganggu oleh kekerasan sejak komandan timur Khalifa Haftar meluncurkan kampanye melawan Dewan Syura dua tahun lalu.
Pasukannya telah maju di beberapa daerah dalam beberapa bulan terakhir, namun belum menguasai kota sepenuhnya. Pemboman mobil terjadi sesekali dan jumlah korban dari ledakan hari Selasa adalah yang tertinggi.
Menurut juru bicara pasukan Fadel al-Hassi,serangan itu menargetkan unit pasukan khusus Haftar, yang dikenal sebagai Tentara Nasional Libya (LNA), Seorang saksi Reuters mengatakan ledakan kuat menghantam sebagian bangunan berlantai tiga menjadi puing-puing.
Pasukan Haftar ini yang bersekutu dengan pemerintah yang telah berbasis di Libya timur sejak 2014, ketika kelompok bersenjata mendirikan pemerintahan saingan di ibukota, Tripoli.
Pemerintah yang didukung PBB pindah ke Tripoli awal tahun ini, tapi Haftar dan pemerintah timur sejauh ini menolaknya, demikian dilaporkan Reuters.
Penulis: Rima Suliastini
Editor: Rima Suliastini