tirto.id - Diare terjadi ketika anak Anda tiba-tiba buang air besar dalam frekuensi yang sangat sering dan bentuknya tidak padat atau berair.
Menurut Healthy Children, diare memang merupakan gangguan kesehatan yang umum terjadi pada anak-anak.
Di Amerika Serikat, anak-anak di bawah 4 tahun, mungkin akan mengalami diare 1 atau 2 kali setiap tahunnya.
Berikut adalah beberapa gejala diare pada anak:
- Dehidrasi
- Mulut kering
- Tidak adanya air mata
- Berkurangnya produksi urine
- Urine yang pekat dan berwarna lebih gelap
- Sakit perut
- Mual atau muntah
- Kembung di perut
- Feses mengandung darah
- Demam
- Buang air besar yang tidak dapat dikontrol
- Suhu tubuh turun hingga anak menggigil
Penyebab Diare
Menurut laman Pediatric and Young Adult Medicine (PYAM), diare biasanya disebabkan oleh infeksi virus pada usus. Namun, diare jarang disebabkan oleh bakteri atau parasit.
Selain itu, diare juga bisa disebabkan oleh konsumsi jus buah yang berlebihan atau alergi makanan.
Jika anak hanya mengeluarkan satu atau dua tinja encer, maka penyebab diare mungkin karena anak mengonsumsi sesuatu yang tidak biasa ia makan.
Sementara itu, diare juga rentan dialami oleh anak-anak dan balita yang daya tahan tubuhnya rendah serta malnutrisi akibat kurang mendapat asupan ASI hingga usia 2 tahun.
Harus diketahui bahwa ASI adalah makanan terbaik yang mengandung antibodi alami sehingga dapat melindungi anak dari infeksi kuman penyakit.
Bolehkah Anak Diare Minum Susu Formula?
Diare akan membuat anak haus, oleh karena itu Anda tidak boleh membatasi asupan cairan. Tujuannya, agar anak tidak mengalami dehidrasi.
Namun, Anda harus menghindari memberikan jeli atau minuman berenergi kepada anak.
Ketika anak diare, Anda bisa memberi asupan cairan berupa susu formula. Anda juga sebaiknya memberikan cairan oralit, setidaknya selama 6 jam.
Kemudian setelah 6 sampai 24 jam, beralihlah kembali ke susu formula biasa, terutama saat bayi lapar dan tinjanya berbentuk lebih padat, serta lebih banyak buang air kecil
Jika diare berlanjut menjadi parah dan tidak membaik setelah 3 hari, segera beralih ke susu formula bebas kedelai atau laktosa.
Jika tinja bayi berbentuk sangat encer, campurkan susu formula dengan 1 atau 2 ons air pada tiap botol susu.
Lakukan ini dalam rentang waktu selama 24 jam. Jika sudah membaik, Anda bisa kembali ke susu formula utuh.
Cara Mengatasi Diare Pada Anak
Berikut adalah cara mengatasi diare pada anak, seperti dilansir dari laman Kemkes.
1. Mengatasi diare tanpa dehidrasi
Pencegahan dehidrasi:
- Untuk anak berumur di bawah 2 tahun, beri cairan sekitar 50–100 ml setiap kali anak BAB;
- Untuk anak berumur 2 tahun atau lebih, beri cairan sekitar 100–200 ml setiap kali anak BAB.
- Di bawah umur 6 bulan: ½ tablet (10 mg) per hari selama 10 hari;
- Umur 6 bulan ke atas: 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari.
- Setelah 3 jam, periksa kembali kondisi anak Anda, apakah ada tanda-tanda dehidrasi;
- Jika ada tanda-tanda, mulai berikan cairan intravena (larutan intravena terbaik adalah larutan Ringer Laktat/Ringer Asetat/NaCl 0.9%);
- Pertama, berikan 30 ml/kg, selanjutnya, berikan 70 ml/kg;
- Untuk anak usia di bawah 12 bulan, berikan tiap 1 jam, dan tiap 5 jam;
- Untuk anak usia di atas 12 bulan, berikan tiap 30 menit, dan tiap 2,5 jam;
- Ulangi sekali lagi bila denyut nadi sangat lemah dan tidak teraba, kemudian berikan oralit 5mg/kgBB/jam, bila anak sudah dapat minum;
- Evaluasi kembali derajat dehidrasi setelah 3 jam.
Bila tidak ada fasilitas pemberian cairan intravena, maka Anda bisa melakukan:
- Rehidrasi dengan oralit via oral/NGT 20 ml/kgBB/jam selama 6 jam (total 120ml/kg);
- Evaluasi derajat dehidrasi setelah 1-2 jam, jika tidak membaik maka segera anak Anda ke fasilitas yang memiliki pemberian cairan intravena.
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Dhita Koesno