tirto.id - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, menyampaikan bahwa pemerintah mulai mendata bantuan apa saja yang akan diberikan oleh negara asing dalam penanggulangan bencana di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.
Beberapa di antaranya, kata dia, adalah bantuan alat angkut udara untuk landasan pacu sebesar 200 meter.
"Ada beberapa yang sudah menawarkan salah satunya pesawat C-Hercules 120," ujarnya saat ditemui di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Jakarta Pusat, Selasa (2/10/2018).
Pesawat itu, ucap Sutopo, nantinya bakal dipinjamkan untuk membantu penyaluran logistik ke lokasi-lokasi yang sulit ditembus melalui akses jalan darat. "Nanti ada beberapa mereka sanggupnya berapa hari. Jadi tergantung kesanggupan merekanya," imbuh Sutopo.
Hingga saat ini, ada 20 negara yang berniat memberikan bantuan untuk penanggulangan bencana gempa dan Tsunami di Palu dan Donggala. Namun, mereka harus mengikuti mekanisme pemberian bantuan yang ditentukan oleh pemerintah.
"Kemarin telah rapat dengan para dubes [duta besar], sudah disampaikan mekanismenya yang sekarang mungkin pada mengisi formulir, nanti dalam penyaluran ke lapangan tetap sama dengan BNPB," jelasnya.
Terkait dengan bantuan asing untuk penanggulangan bencana tersebut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, menyebut bahwa Pemerintah telah memperbolehkan bantuan asing untuk korban bencana di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.
Hal itu, menurutnya, telah disampaikan Presiden meski hingga saat ini Presiden Joko Widodo belum menetapkan status bencana nasional untuk gempa dan tsunami di Palu dan Donggala.
"Status itu ga penting, yang penting perlakuan kita lah. Enggak usah, administrasi itu nomor dua. Yang penting sekarang kita sudah melakukan semua, dan presiden sudah meng-green light [pemberian bantuan] dari asing," ujarnya di Kemenko Maritim, Senin (2/10/2018).
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yandri Daniel Damaledo