tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah lereng gunung untuk mewaspadai bencana longsor.
"Kami sudah mengimbau masyarakat khususnya Sumatera bagian tengah ke barat, kemudian Jawa dari Jawa bagian tengah ke selatan seperti Ciamis, Bogor, Pangandaran, hingga Jawa Timur untuk waspada potensi tanah longsor yang signifikan," tutur Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari kepada Tirto melalui sambungan telepon, Kamis (30/11/2023).
Pria yang akrab disapa Aam tersebut mengungkapkan dalam dua minggu terakhir, BNPB menerima sejumlah laporan titik longsor di sejumlah daerah di Indonesia.
Ia menjelaskan empat bulan tanpa hujan menyebabkan kekeringan di sejumlah wilayah. Kondisi kekeringan tersebut menyebabkan retakan-retakan di atas perbukitan dan memicu terjadinya longsor saat diguyur air hujan.
"Retakan ini kalau diguyur hujan, maka hujan akan masuk ke rongga retakan tersebut. Hal tersebut membuat bongkahan retakan itu bisa terlepas dari komponen tanah utamanya. Inilah penyebab awal longsor. Ini yang harus diwaspadai," jelas Aam.
Selain longsor, BNPB juga meminta masyarakat mewaspadai banjir bandang, seperti yang terjadi di lereng Gunung Merbabu.
Aam mengatakan, pascakebakaran hutan di lereng gunung Merbabu tempo hari, banyak tumbuhan yang selama ini berfungsi sebagai penyerap air tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Sehingga, saat hujan turun, airnya tidak bisa terserap dengan baik.
"Begitu hujan turun, air tidak bisa diserap secara baik oleh tanah yang tidak ada vegetasinya. Air langsung menyebabkan banjir bandang ke bawah," jelas Aam.
BNPB mengimbau seluruh sektor untuk lebih waspada terhadap kondisi lingkungannya agar bisa mengantisipasi potensi bencana di kemudian hari.
"Polisi, TNI , polisi hutan dan masyarakat harus melihat kondisi-kondisi lingkungan sekitar khususnya bagi mereka yang tinggal di kawasan dengan lereng tebing yang cukup curam," jelas Aam.
Penulis: Iftinavia Pradinantia
Editor: Bayu Septianto