tirto.id - Sebanyak sembilan orang meninggal setelah jembatan gantung Cawang putus karena tak kuat menahan beban dari para warga, di Kecamatan Padang Guci Hulu, Kabupaten Kaur, Bengkulu, Minggu (19/1) sore.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Agus Wibowo mengatakan, kronologi peristiwa tersebut.
Saat itu, 30 orang tengah 'menonton' banjir bandang dari atas jembatan. Namun, jembatan putus karena diduga melebihi batas bebannya.
"Dari seluruh warga tersebut 9 jiwa meninggal dunia, 1 dinyatakan hilang dan 20 selamat," kata Agus lewat rilis, Senin (20/1/2020).
Identitas korban meninggal dunia menurut perkembangan olah data lapangan hingga Senin (20/1) pukul 14.00 WIB adalah:
- Emilia binti Minut warga Desa Manau 9/2;
- Yeni binti Kamharudin warga Desa Manau 9/2;
- Pio bin Didi warga Desa Bungin Tambun;
- Peri Rahman bin Tisri warga Desa Pulau Panggung;
- Migi bin Jon armada warga Desa Rigangan;
- Mika binti Sus warga Desa Bungin Tambun 3;
- Viki bin Ida warga Desa Pulau Panggung;
- Intan Guspani binti Indi warga Desa Bungin Tambun 2;
- Guspial bin Sarpudin warga Desa Tanjung Ganti.
Tim SAR saat ini masih mencari korban hanyut atas nama Ipan bin Ujang B, berasal dari Desa Pulau Panggung.
"BNBP mengimbau kepada masyarakat agar tidak menjadikan peristiwa alam sebagai tontonan karena dapat berpotensi menjadi bencana baru, sebagaimana yang menimpa warga saat menyaksikan banjir bandang," kata Agus.
Agus juga mengatakan, putusnya Jembatan Gantung Cawang disebabkan oleh terjangan banjir bandang sehingga menimbulkan korban jiwa.
Namun, melalui komunikasi lebih lanjut dan verifikasi data terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kaur, putusnya jembatan diduga dikarenakan tidak kuat menahan beban.
Editor: Abdul Aziz