Menuju konten utama

BNN Sebut Pemakai Habiskan Rp72 Triliun Setahun Beli Narkoba

Kepala BNN menjelaskan bahwa Indonesia juga dijadikan pangsa pasar utama oleh banyak negara untuk menjual narkoba.

BNN Sebut Pemakai Habiskan Rp72 Triliun Setahun Beli Narkoba
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Budi Waseso (kedua kiri) bersama Kasubdit Komunikasi dan Publikasi Bea Cukai Deni Surjantoro (kiri) memberikan keterangan saat ungkap kasus narkotika jenis sabu-sabu jaringan internasional di Kantor BNN, Jakarta, Senin (27/2). Badan Narkotika Nasional (BNN) menggagalkan penyeludupan sabu 32 kg asal Malaysia di dua lokasi di Medan, Sumatera Barat oleh dua orang pelaku berinisial ABS, 29, dan BEP, 37, yang berperan sebagai kurir sekaligus pengedar. ANTARA FOTO/Reno Esnir.

tirto.id - Badan Narkotika Nasional (BNN) mengatakan setiap tahunnya para pengguna narkoba di Indonesia menghabiskan uang sebesar Rp72 triliun untuk membeli narkotika.

Hal itu disampaikan Kepala BNN, Komjen (Pol) Budi Waseso saat memberikan arahan kepada jajaran Polri, TNI, Bea Cukai dan instansi terkait lainnya di Mapolda Kalbar, Pontianak, Selasa (18/4/2017).

Lebih lanjut Budi menjelaskan bahwa Indonesia juga dijadikan pangsa pasar utama oleh banyak negara untuk menjual narkoba. "Ada sekitar 11 negara di seluruh dunia menjadikan Indonesia menjadi pangsa pasar utama dalam menjual barang haram tersebut," kata Budi Waseso.

Ia merincikan, kurang lebih 72 jaringan narkoba internasional telah menjadikan Indonesia sebagai pasar utamanya, seperti negara Australia, Amerika Serikat, RRT, Taiwan, Filipina.

"Jaringan narkotika internasional itu, semuanya memasukkan narkotika melalui Malaysia dan Singapura untuk masuk ke Indonesia," ungkapnya.

Budi menegaskan bahwa saat ini Indonesia sudah masuk dalam darurat narkoba, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga sudah memerintahkan secara langsung perang terhadap narkoba, karena Indonesia menjadi pangsa pasar terbesar di ASEAN.

Menurut dia, tidak ada satu pun pulau di Indonesia yang bisa bebas dari narkoba, mulai dari tingkat provinsi hingga RT/RW dan desa juga tak luput dari narkoba.

"Semua institusi ada yang mewakili yang gunakan barang haram itu, dan tidak ada yang kelompok bebas dari narkoba. Itu bukti Indonesia darurat narkoba," katanya.

Sementara itu, Kepala BNN Provinsi Kalimantan Barat, Brigjen (Pol) Nasrullah mengatakan, pihaknya dan instansi terkait dalam tiga bulan terakhir sudah berhasil menggagalkan upaya penyeludupan 90 kilogram narkotika jenis sabu-sabu oleh jaringan internasional dari Malaysia ke Kalbar.

Menurut dia, pengungkapan narkotika jenis sabu-sabu tersebut hanya sekitar 20 persen saja. "Data tersebut berdasarkan riset, hanya 20 persen narkoba yang berhasil ditangkap atau masih ada 80 persen narkoba yang beredar dan digunakan oleh para pecandu," kata dia dikutip dari Antara.

Nasrullah menambahkan, berdasarkan riset yang dilakukan BNN, penggunaan narkoba sedikitnya menghabiskan 65 kilogram per hari, dengan asumsi sekitar 65 ribu para pecandu narkoba dari total 5,3 juta penduduk Provinsi Kalbar.

Baca juga artikel terkait NARKOBA atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Hukum
Reporter: Alexander Haryanto
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto