tirto.id - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi banjir pesisir di beberapa wilayah Indonesia. Potensi tersebut dampak dari fenomena Super Blood Moon atau Gerhana Bulan Total (GBT) yang terjadi pada Rabu (26/5/2021) kemarin.
Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo mengatakan gerhana bulan memicu naiknya pasang tinggi maksimum di beberapa wilayah seperti Provinsi Banda Aceh, Sumatera Utara khususnya Belawan, Kepulauan Riau khususnya Batam, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, NTT, NTB, Kalimantan Barat, Maluku, Sulawesi Utara, dan Papua.
"Namun itu, tidak sama ketinggian terhadap tinggi rob. Setiap daerah beda-beda juga [terjadinya rob], jam dan harinya beda," ujar Eko kepada Tirto, Kamis (27/5/2021).
Bervariatifnya imbas gerhana bulan dipengaruhi berbagai faktor yakni, astronomis, meteorologis, embusan angin kencang berserta gelombang tinggi, dan juga topografi setiap daerah.
"Elevasi tanah terhadap rata-rata permukaan laut itu beda-beda," ujarnya.
Potensi banjir rob diprediksi terjadi sejak 26 Mei hingga 31 Mei 2021. BMKG meminta seluruh masyarakat yang tinggal di daerah yang telah dipetakan melakukan langkah siaga dan senantiasa memantau perkembangan informasi cuaca maritim.
"Melakukan adaptasi dan mitigasi terhadap ancaman rob ini," tandas Eko.
BMKG secara garis besar Gerhana Bulan adalah peristiwa terhalanginya sinar Matahari oleh Bumi, sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan, dilihat dari Bumi.
Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya.
Gerhana Bulan Total terjadi saat posisi Matahari-Bumi-Bulan sejajar. Hal ini terjadi saat Bulan berada di umbra Bumi, yang berakibat, saat puncak gerhana bulan total terjadi, Bulan akan terlihat berwarna merah (terkenal dengan istilah Blood Moon).
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Maya Saputri