tirto.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi pada pertengahan Juli 2022 akan terjadi kekeringan meteorologis di sejumlah provinsi yang biasanya mengalami kejadian titik panas (hotspot) di Indonesia.
Kekeringan meteorologis merupakan kekeringan yang disebabkan karena tingkat curah hujan suatu daerah di bawah normal.
“Kemungkinan pada dasarian berikutnya [atau] pertengahan Juli, akan terus berpotensi kekeringan meteorologis, mengingat musim kemarau sedang berjalan atau berlangsung,” kata Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG Dodo Gunawan kepada Tirto, Rabu (13/7/2022) sore.
Dia menyebut bahwa BMKG memperkirakan provinsi-provinsi yang berpotensi mengalami kekeringan pada pertengahan Juli tahun ini adalah Provinsi Papua dan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
“Di provinsi-provinsi yang biasa ada hotspot, Papua [dan] Sultra,” ujar Dodo.
Kemudian dia menuturkan, kekeringan meteorologis yang telah berlalu di dasarian pertama bulan Juli ini terjadi di beberapa provinsi. Yaitu, Sulawesi Selatan (Sulsel), Sultra, Sulawesi Tengah (Sulteng), Maluku, Papua, dan Papua Barat.
Dodo juga mengatakan bahwa sekarang relatif aman kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Biasanya di Pulau Sumatera dan Kalimantan yang sering mengalami karhutla.
“Saat ini relatif aman karhutla, mengingat kekeringan meteorologisnya kecil,” jelas dia.
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri