Menuju konten utama

BKPM Optimistis Pertumbuhan Investasi di 2019 Capai 7 Persen

Menurut Wisnu, ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan untuk menjawab permintaan pemerintah agar investasi tumbuh 7 persen pada 2019.

BKPM Optimistis Pertumbuhan Investasi di 2019 Capai 7 Persen
Ilustrasi pertumbuhan investasi. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

tirto.id - Badan Koordinasi Bidang Penanaman Modal (BKPM) memperkirakan, pertumbuhan investasi dapat tumbuh tinggi asalkan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS dapat terjaga di bawah Rp15 ribu. Dalam beberapa bulan ini, kurs dolar AS tengah mengalami gejolak hingga menyentuh Rp15 ribu karena kebijakan the Fed.

Deputi Bidang Kerjasama Penanaman Modal BKPM, Wisnu Wijaya Soedibjo mengatakan ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan untuk menjawab permintaan pemerintah agar investasi tumbuh 7 persen pada 2019 dibandingkan tahun 2018 ini (year on year/yoy).

"Pertama, secara makro perekonomian global harus membaik. Kedua, faktor nilai tukar yang harus kurang lebihnya mestinya harus di bawah Rp15 ribu," ujar Wisnu di Kantor BKPM Jakarta pada Selasa (25/9/2018).

Selain itu, lanjut Wisnu, tumbuhnya investasi juga perlu ditunjang dengan kebijakan-kebijakan perekonomian yang ditetapkan pemerintah pusat dan terintegrasi dengan kebijakan pemerintah daerah.

Kendati demikian, Wisnu tidak yakin bahwa Rp15 ribu adalah batas psikologi pasar tertinggi. "Saya tidak bilang itu batas psikologis tertinggi, tapi bayangkan saja dari Rp13.800, Rp 14 ribu menjadi ke level Rp 15 ribu itu buat sebagian bidang usaha memang diuntungkan entah 5 persen, 10 persen, atau 90 persen, tapi sebagian juga dirugikan," ujarnya.

Menurut dia, pelemahan kurs rupiah yang terlalu tinggi juga akan berdampak buruk terhadap investasi juga. "Sama kan BI juga gitu tidak ingin kurs itu melonjak terlalu tinggi ke atas atau terlalu ke bawah, jadi dia (kurs) tetap ada resiliance-nya, tapi resiliance-nya tolong tanya ke BI. Saya kurang paham makro," ujarnya.

Tren investasi saat ini sedang mengalami penurunan. Berdasarkan rilis BKPM pada kuartal II/2018, realisasi investasi kumulatif Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) selama April-Juni 2018 tercatat sebesar Rp 176,3 triliun atau turun 4,9 persen dibandingkan periode Januari-Maret sebesar Rp 185,3 triliun.

Total PMA yang tercatat selama kuartal II/2018 sebesar Rp 95,7 triliun atau turun dari kuartal I/2018 sebesar Rp 108,9 triliun. Sementara PMDN pada kuartal II/2018, sebesar Rp 80,6 triliun atau naik sedikit dari kuartal I/2018 sebesar Rp 76,4 triliun.

"Ya kita harapkan investasi secara keseluruhan meningkat ya kita harapkan kuartal III ini paling tidak bisa mencapai cukup sama. Kami enggak mau berandai- andai, tapi kami akan coba semaksimal mungkin untuk mencapai sesuai dengan target (7 persen pada 2019)," ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa sektor yang dapat menunjang peningkatan investasi adalah sektor infrastruktur, industri pengolahan logam, dan industri kimia. "Yang paling utama sekarang selain infrastruktur adalah digital ekonomi itu karena banyak asing masuk untuk membeli saham-saham Tokopedia, Bukalapak," ujarnya.

Kendati demikian, ia menolak untuk mengkonfirmasi mengenai rencana investasi Amazon ke Indonesia sekitar Rp14,5 triliun. "Saya kalau itu no comment," ujarnya.

Baca juga artikel terkait BKPM atau tulisan lainnya dari Shintaloka Pradita Sicca

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Shintaloka Pradita Sicca
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Alexander Haryanto