Menuju konten utama

BKPM akan Fokus Tarik Investor Asing ke Indonesia Usai Pemilu

Kepala BKPM menegaskan, lembaganya akan fokus menarik investor asing ke Indonesia setelah Pemilu 2019.

BKPM akan Fokus Tarik Investor Asing ke Indonesia Usai Pemilu
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (kanan) bersama Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana/ama/17.

tirto.id - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong menjelaskan, setelah pemilu pihaknya akan fokus untuk lebih agresif mencari peluang dalam menarik investor asing ke Indonesia.

Langkah ini merupakan strategi untuk memanfaatkan perang dagang yang saat ini tengah berlangsung antara Amerika Serikat (AS) dan Cina.

"Jadi komunitas investor menanggapi sangat baik hasil Pemilu yang sudah terjadi dan terus terang langsung, dalam minggu ini pascapemilu banyak sekali pertanyaan, inquiry dan ekspresi minat dari berbagai investor di berbagai kawasan," jelas dia usai acara Halal Bi halal di Kantor BKPM, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (18/6/2019).

Perang dagang yang terjadi antara Cina dan AS mengharuskan banyak investor yang memiliki pabrik di Cina beralih tempat ke negara lain agar bisa tetap menjual hasil produksinya ke AS. Beberapa negara yang sudah menangkap peluang tersebut Vietnam dan Thailand.

Namun, belakangan Indonesia kedatangan dua brand elektronik besar yang akan memperluas pabrik di RI setelah menutup pabriknya di negara tetangga. Yaitu Sharp menutup pabrik Thailand dan pindah ke Kawasan industri di Karawang.

Sementara LG merelokasi pabriknya di Vietnam ke Tangerang. Keduanya akan pindah pada pertengahan tahun ini.

Mengenai hal tersebut Thomas menjelaskan, Indonesia akan menangkap peluang-peluang tersebut menjadi tempat relokasi usaha yang nyaman setelah pemilu.

Ia menjelaskan, bahkan dua minggu setelah pemilu selesai, para investor sudah banyak yang bertanya mengenai peluang-peluang usaha di Indonesia.

Pasalnya, kata Thomas, pada masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ke II, para investor surah ada gambaran dari arah-arah kebijakan yang sudah dibangun dari lima tahun lalu yang sebagian besar akan dilanjutkan dalam lima tahun ke depan dengan berbagai perbaikan.

"[Investor banyak] cari tahu ke kami apa peluang-peluang investasi dan arah-arah kebijakan atau terobosan dan gagasan baru yang bisa kita antisipasi di periode keduanya presiden. [Untuk menarik minat] BKPM akan buat gagasan baru yang bisa kita antisipasi," pungkas Thomas.

Hingga kini, perang dagang AS-Cina terus memanas. AS dan Cina saling menerapkan tarif bea masuk tinggi terhadap berbagai produk dari negara rivalnya. Cina menerapkan pajak barang AS mulai 1 Juni 2019 usai negeri Paman Sam menaikkan tarif barang asal Raksasa Asia itu sebesar 25 persen.

Pemerintahan Trump juga menekankan perusahaan Cina, seperti Huawei. Raksasa teknologi Cina itu masuk daftar hitam perdagangan AS dengan dalih keamanan nasional.

Trump pun mendeklarasikan larangan bagi produk Huawei masuk ke AS. Tensi perang dagang AS-Cina yang kian meningkat ini membuat International Monetary Fund (IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2019 dari 3,5 persen menjadi 3,3 persen.

Baca juga artikel terkait INVESTOR ASING atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno