Menuju konten utama

Kepala BKPM Ingin Investasi Tepat Sasaran, Tak Hanya Kejar Target

Thomas Lembong mengatakan pemerintah tak ingin capaian investasi hanya dilihat dari sisi kuantitasnya.

Kepala BKPM Ingin Investasi Tepat Sasaran, Tak Hanya Kejar Target
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPMm) Thomas Lembong, tiba di lokasi debat sekitar pukul 18.15 WIB. tirto.id/Hendrafriyana

tirto.id - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong menyebut pemerintah tak ingin capaian investasi hanya dilihat dari sisi kuantitasnya. Sebab, kata dia, penanaman modal yang ada di dalam negeri ditujukan bukan hanya untuk pembukaan lapangan kerja melainkan orientasi terhadap ekspor.

"Karena itu, bukan hanya kejar target tapi juga tepat sasaran. Meningkatkan pendapatan masyarakat. Masuk ke sektor-sektor yang hasilkan ekspor dan devisa," ujarnya di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Sabtu (13/4/2019).

Lembong mengakui belakangan ini, instansinya banyak dikritik karena gagal mencapai target Rp765 triliun pada tahun lalu. Sepanjang Januari hingga Desember 2018, modal yang masuk ke dalam negeri hanya mencapai Rp721,3 triliun.

Padahal di tahun sebelumnya, kinerja investasi bisa melampaui target sebesar Rp678,8 triliun dengan capaian sebesar Rp692,8 triliun.

Selain tak mencapai target, pertumbuhan investasi sepanjang tahun lalu juga melambat bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017. Jika pada tahun itu, total penanaman modal naik hingga 13 persen, pertumbuhan tahun 2018 hanya mencapai 4,1 persen.

Meski demikian, kata Lembong, capaian tersebut sudah cukup baik di tengah ketidakpastian ekonomi global akibat perang dagang antara Cina dan Amerika.

Namun, ia mengakui pemerintah masih punya banyak PR untuk meningkatkan dana asing dalam bentuk foreign direct investmen (FDI). Salah satunya, masalah perizinan yang masih perlu disinkronisasi oleh pemerintah daerah.

"Kita sudah di rail yang baik tapi banyak PR untuk lanjutkan penyederhanaan perizinan. Pemantapan dan percepatan layanan bagi investor dan pengusaha. Kami yakin solusi yang baik adalah online-kan ini pelayanan dan perizinan ini kepada investor," pungkasnya.

Ekonomi jadi salah satu tema Debat Ke-5 Pilpres 2019 selain kesejahteraan sosial, keuangan dan investasi, serta perdagangan dan industri. Akan ada sodoran pertanyaan untuk capres dan cawapres terkait tema tersebut dari 10 panelis yang dihimpun oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Debat terakhir digelar di Hotel Sultan, Jakarta pada Sabtu (13/4/2019). Dalam debat ini, capres dan cawapres dari kedua kubu kembali dilibatkan secara bersamaan, seperti pada debat pertama.

Debat kali ini digelar empat hari menjelang Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres). Pilpres diikuti dua pasangan calon, sedangkan Pileg 2019 bakal diikuti sebanyak 20 partai plus 4 partai lokal Aceh. Hari pencoblosan berlangsung pada Rabu 17 April 2019.

Baca juga artikel terkait DEBAT PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Dipna Videlia Putsanra