tirto.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengatakan, total volume impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) oleh Indonesia mencapai lebih dari 5,5 juta ton per tahun. Dia menuturkan tren tersebut terus naik, walaupun Indonesia memiliki gas melimpah.
“LPG kita impor lebih dari 5,5 juta ton per tahun dan trennya terus meningkat, sementara kita memiliki gas berlebih yang masih kita ekspor,” kata Arifin dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia 2024 di Hotel St Regis Jakarta, Jumat (22/12/2023).
Arifin menuturkan kecenderungan produksi di Tanah Air akan terus bertambah. Terlebih, Indonesia memiliki misi untuk transmisi listrik dan gas ke depannya.
“Kecenderungan produksi kita dalam negeri akan terus bertambah, kita memiliki beberapa discovery lagi yang kita percepat produksinya,” ucap dia.
Arifin menyebut, transmisi tidak dapat menggantikan LPG untuk bisa masuk ke sektor rumah tangga, restoran dan hotel sehingga dapat membendung ketergantungan impor.
“Ini juga aspek keamanan energi dalam negeri yang harus kita kembangkan. Kemudian, kita harus bisa mengantisipasi ke depannya,” ucap Arifin.
Selanjutnya, Arifin menuturkan Kementerian ESDM akan menerapkan mekanisme daripada crossborder carbon. Sementara itu, Kementerian ESDM membuat bauran kebijakan untuk menciptakan energi baru dan terbarukan (EBT), termasuk pada konversi completely built up (CBU) ke elektrifikasi.
“Kita harus tumbuh kembangkan industri pendukungnya karena tanpa kapasitas industri yang memadai, skala ekonomi itu sulit tercapai. Maka kita harus bangun infrastruktur energi, kita harus siapkan energi yang mudah terjangkau dan menarik investasi,” tutup Arifin.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Intan Umbari Prihatin