Menuju konten utama

Biodata Imam Masykur Pemuda Aceh Korban Penganiayaan Paspampres

Profil Imam Masykur korban tewas yang dianiaya TNI dan Paspampres.

Biodata Imam Masykur Pemuda Aceh Korban Penganiayaan Paspampres
Ilustrasi kekerasan. foto/shutterstock

tirto.id - Pemuda asal Aceh bernama Imam Masykur ditemukan meninggal dunia di Sungai Cibogo, Karawang, pada Jumat (18/8/2023). Ia diduga mengalami penganiayaan hingga tewas. Tiga orang pelaku diduga merupakan anggota TNI, salah satunya Paspampres.

Pada 12 Agustus 2023, Imam Masykur diculik orang tak dikenal di depan toko yang biasa dijaga. Mereka menggunakan mobil dan membawa pergi Masykur. Pemuda Aceh itu lantas mengalami penganiayaan dan penyiksaan hingga tewas yang dilakukan 3 pelaku.

Salah satu pelaku adalah Praka RM, anggota Batalion Pengawal Protokoler Kenegaraan (Yonwalprotneg) Paspampres atau Pasukan Pengamanan Presiden. Ia dibantu Praka HS dan Praka J yang berasal dari Direktorat Topografi TNI AD dan Kodam Iskandar Muda.

Danpaspampres (Komandan Pasukan Pengamanan Presiden) Mayor Jenderal TNI Rafael Granada Baay memastikan 1 anggotanya ditahan pihak Pomdam Jaya atas dugaan terlibat kasus penganiayaan.

Saat ini, Pomdam Jaya masih melakukan penyelidikan terhadap anggota tersebut seraya akan dilakukan proses hukum jika terbukti melakukan tindak pidana penganiayaan hingga tewas.

"Terkait kejadian penganiayaan, saat ini pihak berwenang yaitu Pomdam Jaya sedang melaksanakan penyelidikan terhadap dugaan adanya keterlibatan anggota Paspampres dalam tindak pidana penganiayaan," ujar Rafael, dikutip Antara News.

Profil Imam Masykur Korban Tewas yang Dianiaya Paspampres

Imam Masykur merupakan pemuda asal Dusun Arafah, Kelurahan Mon Keulayu, Kecamatan Gandapura, Aceh. Pria 25 tahun itu baru merantau selama 1 tahun terakhir di ibukota.

Ia selama ini bekerja sebagai penjaga toko kosmetik di Jalan Sandratek, Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan alias lokasi TKP (Tempat Kejadian Perkara) saat diculik 3 orang.

Ia bekerja di toko kosmetik dengan luas 3x5 meter itu mulai awal 2023. Menurut salah satu keluarga, Said Abdullah, Masykur selama ini tidak mempunyai masalah dengan pihak manapun, termasuk masyarakat setempat dan aparat TNI.

Dirinya juga disebut tidak mempunyai tanggungan utang piutang dengan pihak lain. Selain itu, Masykur dikenal sebagai pemuda yang cukup aktif dalam kegiatan di lingkungan masyarakat selama berada di Aceh.

Pada saat kejadian, Imam Masykur sendirian saja di toko kosmetiknya berjualan. Ia lalu didatangi seorang pria. Keduannya sempat terlibat perdebatan sebelum turun 2 pria lain dari dalam mobil.

Warga sekitar sebenarnya sempat ingin melerai. Akan tetapi, ketiga pria tersebut mengaku sebagai anggota polisi hingga membuat warga mundur.

Selang 1 jam kemudian, Masykur menghubungi pihak keluarga. Ia minta dicarikan uang sebesar Rp50 juta sebagai tebusan lantaran sudah tidak kuat disiksa. Pihak keluarga tidak langsung memenuhi permintaan karena kondisi.

Kemudian, pada 14 Agustus 2023, keluarga korban kemudian mendatangi Polda Metro Jaya untuk melaporkan kejadian ini. Sepuluh hari kemudian, mereka lalu mendapati Imam Masykur sudah dalam kondisi meninggal di RSPAD Jakarta Pusat.

Jenazah Masykur lalu dibawa ke Medan sebelum menuju Bireuen untuk dimakamkan pada Jumat (25/8) di tempat pemakaman keluarga.

Baca juga artikel terkait PENGANIAYAAN atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Dipna Videlia Putsanra