Menuju konten utama

BI Tambah Kebutuhan Uang Layak Edar hingga 8% Jelang Nataru

Bank Indonesia akan menyediakan uang layak edar lebih banyak sekitar 6% hingga 8% dari kebutuhan normal jelang natal, tahun baru, pemilu hingga Idulfitri. 

BI Tambah Kebutuhan Uang Layak Edar hingga 8% Jelang Nataru
Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (3/1/2023). Rupiah ditutup melemah 28 poin atau 0,18 persen ke posisi Rp15.601 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.573 per dolar AS akibat dipicu kekhawatiran Bank Indonesia (BI) akan kembali menaikkan suku bunga acuan. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.

tirto.id - Bank Indonesia (BI) mulai menghitung kebutuhan uang tunai masyarakat untuk libur Natal dan Tahun Baru 2024, pemilihan umum, hingga Idulfitri. Deputi Gubernur Bank Indonesia, Doni P Joewono, menuturkan pihaknya akan menyediakan uang layak edar lebih banyak sekitar 6% hingga 8% dari kebutuhan normal.

“Kami sudah koordinasi dan sinergi dengan perbankan untuk menyiapkan hal ini. Kalo dari sisi angka, kami sementara menghitung 6 sampai 8 persen dari kebutuhan normal,” kata Doni di Kantor BI, Jakarta Pusat, Kamis (23/11/2023).

Doni menuturkan selama lima bulan ke depan, BI akan melakukan distribusi uang atau front loading. Hal ini dilakukan dalam jangka cukup lama lantaran mencegah penyebaran uang yang ramai.

Sebelumnya Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah pada 22 November 2023 menguat 1,99 persen dibandingkan dengan posisi akhir Oktober 2023. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, nilai tukar rupiah tercatat stabil dibandingkan mata uang beberapa negara Asia lainnya.

Penguatan nilai tukar rupiah tersebut didorong oleh aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi yang tetap baik dengan stabilitas yang terjaga dan imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik, di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.

Selanjutnya, dia menuturkan upaya stabilisasi nilai tukar rupiah terus diperkuat agar sejalan dengan nilai fundamentalnya dan mendukung pengendalian inflasi dari barang impor.

Baca juga artikel terkait UANG atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Flash news
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Intan Umbari Prihatin