tirto.id - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo meyakini tapering off The Fed tidak akan terjadi pada tahun ini. Namun, BI akan terus memantau berbagai indikator yang bisa membuat perubahan, termasuk mempersiapkan langkah-langkah antisipasinya.
“Yang kita pahami, tapering baru akan dilakukan tahun depan,” kata Perry dalam konferensi pers virtual hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (17/6/2021).
Tapering merupakan program pengurangan stimulus AS. The Fed sebelumnya gencar membeli surat berharga yang dikeluarkan pemerintah AS sehingga menambah likuiditas di pasar, sekaligus membantu mengurangi beban keuangan pemerintah yang tertekan akibat pandemi.
Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve) menaikkan proyeksi inflasinya pada tahun ini. The Fed juga memberikan kerangka waktu yang lebih jelas untuk kemungkinan kenaikan suku bunga. Namun, Bank Sentral AS tidak memberikan indikasi yang tegas kapan akan melakukan tapering off.
Rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang berakhir Rabu (16/6/2021) secara bulat mempertahankan suku bunga acuan AS mendekati nol. Namun, pejabat bank sentral mengindikasikan kenaikan suku bunga akan terjadi paling cepat pada 2023. Pada pertemuan Maret lalu, The Fed menyatakan tidak akan ada kenaikan suku bunga paling tidak hingga 2024.
The Fed juga mengatakan akan tetap menerapkan kebijakan yang suportif untuk mendorong pemulihan pasar tenaga kerja.
Perry mengatakan, karena The Fed sudah menegaskan belum akan melakukan tapering dan masih akan menerapkan kebijakan yang suportif, maka tidak ada dampak yang signifikan pada kenaikan imbal hasil US Treasury.
“Pasar stabil, ada kenaikan US Treasury tapi sedikit,” jelas Perry.
BI sendiri akan tetap mengoptimalkan langkah-langkah stabilisasi dan berkoordinasi dengan pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan, agar pengaruh pada imbal hasil SBN pada batas-batas yang normal. “Ini sudah dilakukan dan akan terus dilakukan,” imbuhnya.
Editor: Abdul Aziz