Menuju konten utama

BI Akui Terdapat 3 Masalah Serius di Uang Digital, Apa Saja?

Bank Indonesia menyatakan masih terdapat masalah serius perlu ditangani dalam merancang uang digital atau Central Bank Digital Currency.


BI Akui Terdapat 3 Masalah Serius di Uang Digital, Apa Saja?
Layar memampilkan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Kamis (17/6/2021). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/hp.

tirto.id - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Juda Agung mengakui, masih terdapat masalah serius perlu ditangani dalam merancang uang digital atau Central Bank Digital Currency (CBDC). Salah satunya yakni menerapkan penerbitan dan distribusi yang efektif dan kuat.

"Di dalam hal ini, kami perlu mengeksplorasi bagaimana kami dapat memanfaatkan kemampuan program CBDC fitur untuk memfasilitasi transfer uang tunai dan surat berharga secara efisien, serta untuk memberikan layanan inovatif baru kepada pelanggan," katanya dalam Side Event G20 Advancing Digital Economy and Finance di Nusa Dua, Bali, Selasa (12/7/2022).

Tantangan kedua, mengaktifkan penyertaan keuangan. Menurutnya, perlu ada eksplorasi mengaktifkan CBDC jalur alternatif bagi masyarakat unbanked. Terutama untuk membuka transaksional akun dan berpartisipasi dalam ekonomi digital formal.

"Kami juga perlu mengonfigurasi desain yang sesuai, sehingga CBDC dapat diimplementasikan dengan baik tidak hanya di daerah perkotaan, tetapi juga di daerah pedesaan dengan internet yang terputus-putus atau tidak terjangkau konektivitas," jelasnya.

Ketiga, memastikan interoperabilitas, interkonektivitas, dan Integrasi (3I). Perlu menggali lebih dalam tentang bagaimana dapat mengaktifkan konektivitas dan interoperabilitas dengan CBDC lainnya, dengan pembayaran domestik yang ada seperti RTGS, kliring sistem, ATM dan kartu debit.

"Jadi bahwa cara terbaik bagi bank sentral untuk mengatasi ketiga masalah tersebut dan mempersiapkan CBDC adalah dengan mengeksplorasi, bereksperimen, serta melakukan pilot proyek CBDC," jelasnya.

Baca juga artikel terkait MATA UANG DIGITAL atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang