tirto.id - Perang Rusia dan Ukraina masih berlangsung sampai hari ini, Rabu, 18 Mei 2022 atau sudah memasuki hari ke-84 invasi. Berdasarkan berita terbaru, negosiasi damai antara kedua negara mengalami jalan buntu, kata pejabat Ukraina.
The Guardian melaporkan, Menteri Luar Negari Rusia, Sergei Lavrov mengatakan, dia yakin tidak ada kesepakatan damai kalau negosiator mencoba "mentransfer dialog" seperti apa yang dikatakan barat daripada berbicara mengenai situasi langsung di Ukraina.
“Kami selalu mengatakan bahwa kami siap untuk negosiasi, tetapi kami tidak diberi pilihan lain,” kata Lavrov.
Selain itu, pengadilan pidana internasional sudah mengirim tim sebanyak 42 orang ke Ukraina. Tujuannya untuk menyelidiki dugaan kejahatan perang yang terjadi selama invasi Rusia ke Ukraina.
Sampai saat ini, nasib lebih dari 260 tentara Ukraina di pabrik baja Azovstal kota Mariupol masih belum jelas. Banyak pejuang yang menyerah dan mereka dipindahkan ke wilayah yang sudah dikuasai Rusia.
Menurut Wakil Menteri Pertahanan Ukraina, para pejuang itu akan ditukar dengan tahanan yang lain, tetapi para pejabat Rusia mengatakan, orang-orang itu bisa diadili bahkan dieksekusi.
Situasi Terbaru Perang Rusia dan Ukraina
Layanan darurat negara Ukraina mengatakan, sekitar delapan orang tewas dan 12 lainnya terluka karena serangan rudal Rusia di desa Desna di wilayah utara Ukraina.
Kata Gubernur regional, Viacheslav Chaus, Rusia meluncurkan empat rudal pada hari Selasa sekitar pukul 5 pagi waktu setempat. Dua dari rudalo itu menghantam gedung-gedung di desa itu.
Masih menurut gubernur, Ukraina juga melakukan serangan di sebuah desa yang letaknya di provinsi barat Rusia yang berbatasan dengan Ukraina.
Seperti dikutip Hindustan Times, sedikitnya 10 orang tewas dalam penembakan di Severodonetsk, kota paling timur yang masih dikuasai Ukraina.
Sedangkan pejabat pertahanan di kota barat Lviv, Ukraina mengatakan, Rusia telah melancarkan serangan di fasilitas infrastruktur militer yang "hampir berbatasan dengan Polandia."
Menurut PBB, sampai saat ini, sudah ada enam juta pengungsi yang meninggalkan Ukrana sejak invasi Rusia di bulan Februari lalu.
Di sisi lain, Presiden Prancis, Emmanuel Marcon berjanji akan mengirimkan senjata ke Ukraina untuk melawan Rusia. Menurut dia, pengiriman senjata dari Prancis akan meningkat dalam beberapa hari mendatang.
Sedangkan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mengaku sudah melakukan percakapan "panjang dan bermakna" dengan Macron.
Kala itu, kedua pemimpin negara itu membahas "jalan permusuhan, operasi untuk menyelamatkan militer dari Azovstal dan visi prospek proses negosiasi."
Editor: Iswara N Raditya