tirto.id - Ilmuwan di dunia berlomba mencari obat Corona. Di antara mereka, ada pula dari Indonesia yang berusaha mengembangkan beberapa obat yang dianggap potensial. Sayangnya, hingga kini belum ada obat yang terbukti secara klinis mengobati pasien Corona.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menyusun daftar obat potensial untuk terapi pasien Corona berdasar pengalaman implementasi di Cina serta rumah sakit rujukan utama di Indonesia.
BPOM telah menetapkan 17 jenis obat sebagai acuan dan standar tenaga kesehatan dalam tata laksana atau terapi pasien COVID-19. Menurut BPOM, ada enam antivirus SARS-CoV-2 dari daftar itu masih dalam tahap uji, yakni nomor 1-6.
Rincian ke-17 obat tersebut adalah:
- Klorokuin Fosfat (antivirus);
- Hidroksiklorokuin (antivitus);
- Favipiravir (antivirus);
- Lopinavir + Ritonavir (antivirus);
- Oseltamivir (antivirus);
- Remdesivir (antivirus);
- Levofloksasin (antibiotika);
- Meropenem (antibiotika);
- Sefotaksim (antibiotika);
- Azitromisin (antibiotika);
- Midazolam (obat sistem saraf pusat-golongan Benzodiazepin);
- Lansoprazole (obat tukak lambung-Proton Pump Inhibitor);
- Loperamide Hidroklorida (antidiare);
- Asetilsistein (pengencer dahak);
- Salbutamol (agonis Adrenoseptor β-2 Selective);
- Asam Askorbat (vitamin);
- α-Tokoferol Asetat (vitamin).
#SahabatBPOM, Badan POM luncurkan informatorium obat COVID-19 bersamaan dengan FGD online tentang penanggulangan COVID-19.
— bpom_ri (@BPOM_RI) April 8, 2020
Informatorium ini berisi informasi terkait perkembangan obat COVID-19 di dunia dan tata laksana pengobatan COVID-19 di Indonesia. pic.twitter.com/1THCxHadfL
Ada lima formula obat yakni lopinavir/ritonavir dengan azithromicyne; lopinavir/ritonavir dengan doxycyline; lopinavir/ritonavir dengan chlaritromycine; hydroxykloroquine dengan azithromicyne; dan hydroxykloroquine dengan doxycycline.
Ketua Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Unair, dr Purwati mengatakan, kombinasi regimen obat itu punya potensi dan efektivitas untuk mematikan virus.
Untuk dosisnya, ia menyebut, masing-masing obat dalam kombinasi itu yakni 1/5 dan 1/3 lebih kecil dibandingkan dosis tunggalnya. Hal itu untuk mengurangi efek toksik bila digunakan sebagai obat tunggal.
“Kini sudah ada ratusan obat yang sudah diproduksi dan akan disebarkan kepada rumah sakit yang membutuhkan,” kata Purwati.
Purwati menambahkan, ada alternatif pengobatan pasien Corona dari stem cell (sel punca). Ada dua formula sel punca yaitu Haematopotic Stem Cells (HSCs) dan Natural Killer (NK) cells.
“Dari hasil uji tantang HSCs ditemukan bahwa setelah 24 jam virus SARS-CoV-2 isolat Indonesia sudah dapat dieliminasi oleh stem cells tersebut. Sedangkan hasil uji tentang NK cells terhadap virus, setelah 72 jam didapatkan sebagian virus dapat diinaktivasi oleh NK cells tersebut,” ujar Purwati dikutip dari situs web internal kampusnya.
Klaim dari Unair, disoroti oleh epidemiolog Universitas Indonesia, Pandu Riono. Ia menyebut kombinasi obat tersebut masih diragukan kebenaran dan metodologinya selama belum ada pengujian ke manusia.
Setelah melakukan riset dan penelitian, tim peneliti UNAIR menemukan perkembangan dalam upaya mempercepat pencegahan Covid-19. Temuan itu berupa 5 kombinasi regimen obat yang berasal dari obat-obat yang sudah beredar di pasaran dan berpotensi menjadi obat pasien Covid-19. pic.twitter.com/9Onh55iA8V
— Unair Official (@Unair_Official) June 13, 2020
Manfaat Minyak Kelapa & Madu
Upaya penyembuhan pasien Corona juga lewat obat herbal. Di antaranya ada minyak kelapa dan madu.
Di dalam minyak kepala murni (virgin coconut oil/VCO) mengandung lipid asam lemak jenuh, berguna untuk meningkatkan daya imunitas tubuh.
Fungsinya mampu melawan virus di dalam tubuh. Senyawa laurin dalam VCO menjadi antivirus, termasuk melawan Coronavirus.
Pakar menyarankan masyarakat mengonsumsi minyak kelapa untuk memperkuat daya imunitas tubuh. Minyak kepala bisa dibeli atau dibuat sendiri.
Potensi minyak kelapa sangat besar di Indonesia. Di antaranya ada di Kalimantan Barat. Hanya saja, masyarakat masih menjual dalam bentuk kepala bulat dan kopra. Olahan minyak kelapa masih terbatas.
Menurut Pakar Kimia Agroindustri dari Universitas Tanjungpura Pontianak, Prof Thamrin Usman, lipid dari minyak kelapa dapat merusak hingga mematikan membran sel Corona.
"Sebenarnya penggunaan VCO ini orientasinya selain untuk menaikkan imun juga berfungsi merusak dinding sel, membran sel, baik itu virus atau yang sejenisnya. Ini tidak khusus untuk Corona, virus lain juga contohnya hepatitis. Testimoni dari orang yang berpenyakit hepatitis, treatment dengan VCO jadi sembuh," katanya dosen di Universitas Tanjungpura Pontianak seperti dilansir Antara.
Berdasar pengalaman praktis di RS Infeksi Pulau Galang Batam, madu dipakai untuk pasien Corona dan petugas kesehatan. Selama menjalani perawatan, pasien di RS Pulau Galang rutin diberi madu.
Kepala rumah sakit, Kolonel (CHK) Nasution mengatakan, madu dipakai sebagai asupan kunci untuk pasien Corona hingga dinyatakan sembuh setelah dua kali negatif tes swab.
"Pengalaman kami selama tiga bulan mengoperasikan RS Khusus Infeksi Pulau Galang, madu adalah faktor kunci dalam penyembuhan," kata dia, dikutip dari Antara.
Editor: Zakki Amali