tirto.id - Ketegangan meningkat di Venezuela usai pemimpin oposisi Juan Guaido yang didukung AS menyerukan agar militer menggulingkan pemerintah. Bentrok pecah di beberapa wilayah di Caracas, Venezuela.
Dikutip dari AP News, usai pengumuman kudeta melalui sebuah video singkat, Guaido pada Selasa (30/4/2019) pagi turun ke jalan dan menyerukan pemberontakan militer untuk menggulingkan Presiden Nicolas Maduro.
Leopoldo Lopez, mentor politik Guaido dan aktivis oposisi, berdiri di samping Guaido. Ditahan pada tahun 2014 karena memimpin kerusuhan anti-pemerintah, Lopez mengatakan ia telah dibebaskan dari tahanan rumah oleh pasukan keamanan yang mematuhi perintah dari Guaido.
"Saya ingin memberi tahu orang-orang Venezuela: Ini adalah momen untuk turun ke jalan dan menemani para prajurit patriotik ini," kata Lopez.
Ketika kedua pemimpin oposisi mengoordinasikan kudeta di sebuah jalan layang, pasukan yang setia kepada Maduro menembakkan gas air mata dari dalam pangkalan udara yang jaraknya berdekatan.
Sekelompok kecil pemuda bertopeng tetap bertahan di jalan dan membalas dengan melemparkan batu dan bom molotov ke pangkalan udara dan membakar bus pemerintah.
Tak lama kemudian, beberapa kendaraan lapis baja muncul dengan kecepatan penuh untuk menghalau pendukung oposisi yang berusaha menyerbu pangkalan udara ibu kota itu.
Upaya kudeta Guaido itu langsung mendapat dukungan dari pemerintahan AS Donald Trump. Namun pasukan yang loyal terhadap sosialis Nicolas Maduro melawan upaya kudeta oposisi.
"Sekarang atau tidak sama sekali," kata salah satu prajurit yang membelot, wajahnya ditutupi bandana biru yang juga dikenakan oleh beberapa lusin tentara pemberontak.
Namun, pemberontakan Guaido, dijuluki "Operacion Libertad atau Operasi Kebebasan," hanya mendapat dukungan dari segelintir militer.
Bentrok yang terjadi menyebabkan 50 orang mengalami luka-luka. Sebagian dari korban luka-luka itu terluka akibat peluru karet.
Upaya kudeta itu juga menelan satu korban jiwa akibat ditembak. Kelompok hak asasi manusia Venezuela mengatakan seorang lelaki berusia 24 tahun ditembak dan tewas selama protes anti-pemerintah di kota La Victoria.
Dikutip dari CBS, pejabat tinggi AS, termasuk Wakil Presiden Mike Pence dan Menlu Mike Pompeo, dengan cepat menjamin dukungan AS atas upaya Guaido untuk menggulingkan Maduro.
Sementara pemerintah sosialis Venezuela menyebut langkah pemimpin oposisi itu sebagai "kudeta" yang disponsori oleh AS.
Salah satu legislatif pro-Maduro, Diosdado Cabello, mendesak para pendukung pemerintah untuk keluar dan menjaga istana presiden di Caracas.
Editor: Agung DH