Menuju konten utama

Daftar Negara yang Dikudeta Militer Tahun 2023 Selain Gabon

Berikut daftar negara yang dikudeta militer pada tahun 2023 selain Gabon.

Daftar Negara yang Dikudeta Militer Tahun 2023 Selain Gabon
Papan reklame Presiden Gabon Ali Bongo Ondimba yang rusak terlihat di jalan kosong Libreville, Gabon, Rabu 30 Agustus 2023. (Foto AP/Yves Laurent)

tirto.id - Sejumlah negara Afrika mengalami kudeta militer selama tahun 2023 dan yang terbaru adalah Gabon. Pihak junta mengambil alih kekuasaan dari tangan Presiden Ali Bongo yang sudah memimpin selama 14 tahun.

Seperti diwartakan Reuters pada Rabu, 30 Agustus 2023, junta militer Gabon mengumumkan kudeta terhadap Presiden Ali Bongo setelah proses Pemilu yang kembali memenangkan petahana.

Ketika berpidato di televisi pemerintah, pihak militer sepakat menunjuk Jenderal Brice Oligui Nguema, mantan kepala pasukan pengawal presiden (Paspampres Gabon), sebagai pemimpin transisi.

Mereka menjadikan Ali Bongo sebagai tahanan rumah dan menangkap putranya, Noureddin Bongo Valentin dengan tuduhan korupsi serta pengkhianatan.

Sebelum Gabon, sejumlah negara lain di Afrika juga diguncang kudeta. Berikut adalah daftar kudeta militer yang terjadi di benua hitam selama tahun 2023.

Daftar Kudeta Militer Negara Afrika Tahun 2023

1. Gabon

Gabon baru saja mengalami kudeta pada Rabu, 30 Agustus 2023, sekaligus mengakhiri kekuasaan Presiden Ali Bongo selama 14 tahun.

Mereka menyatakan hasil Pemilu terbaru dibatalkan. Militer juga menutup perbatasan dan membubarkan lembaga-lembaga negara.

Kudeta militer ini disambut sejumlah warga dengan merayakan di jalan-jalan ibu kota Libreville.

"Saya ikut berbaris karena saya gembira. Setelah hampir 60 tahun, Bongo tidak lagi berkuasa," kata Jules Lebigui, pria berusia 27 tahun dalam kerumunan di Libreville.

Ali Bongo pertama kali menjadi Presiden Gabon pada 2009 pasca kematian Omar, ayahnya, yang telah berkuasa sejak 1967 alias dalam kurun waktu 56 tahun terakhir.

2. Sierra Leone

Percobaan kudeta sempat terjadi di Sierra Leone. Pada Rabu, 9 Agustus 2023, juru bicara kepolisian Brima Kamara menyatakan telah melakukan penangkapan terhadap 19 orang atas tuduhan subversi negara.

Inspektur Jenderal Polisi, William Fayia Sellu menambahkan penangkapan tersebut dilakukan atas dasar informasi intelijen. Mereka dianggap akan membuat kekacauan terhadap negara.

Selain 19 orang, pihak keamanan juga menangkap 14 personel Angkatan Bersenjata Republik Sierra Leone (RSLAF), 2 perwira polisi, 1 orang pensiunan kepala pengawas polisi serta 2 orang lain dengan tuduhan yang sama.

Mengutip laman The Point, mereka lantas menangkap dan menyerahkan Mohamed Turay, mantan perwira senior Sierra Leone, atas permintaan pemerintah.

Turay dituduh merencanakan kudeta terhadap pemerintahan yang sah pimpinan Presiden Julius Maada Bio.

3. Niger

Kudeta militer Niger terjadi pada hari Rabu, 26 Juli 2023. Presiden Niger, Mohamed Bazoum, diturunkan dari jabatannya oleh sekelompok tentara yang dipimpin komandan Paspampres, Jenderal Omar Tchiani.

Berbicara melalui televisi nasional, Kolonel Amadou Abdramane dari Angkatan Darat Niger dan didampingi 9 perwira lain menyatakan"akhiri rezim karena situasi keamanan yang memburuk dan tata kelola pemerintahan yang buruk."

Seperti dilaporkan Al-Jazeera, pihak junta militer kemudian menutup perbatasan, memberlakukan jam malam secara nasional, serta membekukan semua lembaga negara.

Mereka juga menolak intervensi asing dalam kasus ini meskipun tetap menjamin keselamatan Presiden Mohamed Bazoum yang ditahan di Istana.

"Kami, Pasukan Pertahanan dan Keamanan, yang bersatu dalam Dewan Nasional untuk Perlindungan Tanah Air, telah memutuskan untuk mengakhiri rezim yang Anda kenal," tambah Amadou Abdramane via Francetvinfo.

4. Sudan

Pertempuran di Sudan melibatkan 2 kubu, yakni unit-unit militer yang setia kepada Jenderal Abdel Fattah al-Burhan dengan anggota Pasukan Pendukung Cepat (RSF/Rapid Support Forces) yang dipimpin Mohamed Hamdan Dagalo atau Hemedti.

Menurut laporan BBC pada 16 April 2023, pihak militer mengklaim jet-jet tempur telah menyerang pangkalan RSF. Angkatan udara negara itu juga meminta warga tetap berada di rumah sembari melakukan survei udara terhadap aktivitas paramiliter.

Menurut Komite Dokter Sudan, setidaknya 56 warga tewas dan puluhan personil militer meninggal akibat perang saudara dan menyebabkan sekitar 595 orang luka-luka.

Menurut klaim Hamdan Dagalo atau Hemedti, Abdel Fattah al-Burhan termasuk seorang yang telah menghasut pertempuran.

"Bukan kami yang melakukan ini. Kami membela diri. Kami minta maaf dan kami mengatakan kepada rakyat Sudan bahwa krisis ini akan berakhir, dan Sudan akan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dan ini akan menjadi pelajaran untuk masa depan," kata Dagalo.

"Kami diserang dari segala arah. Kami berhenti bertempur dan pihak lain tidak, yang membuat kami berada dalam posisi sulit, dan kami harus terus bertempur untuk mempertahankan diri," tegasnya.

Di lain sisi, Jenderal Abdel Fattah al-Burhan juga menuduh RSF yang memulai perang demi memperebutkan kekuasaan di Sudah.

"Kita sedang menghadapi perang yang merusak dan diprakarsai oleh kelompok-kelompok pemberontak... yang melakukan kejahatan keji yang merupakan kejahatan perang," ujar al-Burhan, seperti dikutip AP News dalam kunjungan ke Mesir untuk menemui Presiden Abdel Fattah el-Sissi, Rabu (30/8).

Baca juga artikel terkait KUDETA atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Politik
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Alexander Haryanto