Menuju konten utama

Kudeta Venezuela: Juan Guaido Serukan Gulingkan Pemerintahan Maduro

Oposisi pemerintah Venezuela, Guaido mengajak para pendukungnya bersama militer untuk turun ke jalan dan menggulingkan Presiden Nicolas Maduro.

Kudeta Venezuela: Juan Guaido Serukan Gulingkan Pemerintahan Maduro
Pemimpin oposisi Venezuela dan presiden yang memproklamirkan dirinya sendiri, Juan Guaido, menyanyikan lagu kebangsaan setelah rapat umum di Caracas, Venezuela, Sabtu (27/4/2019). AP Photo/Fernando Llano

tirto.id - Pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido, pada Selasa (30/4/2019) pagi waktu setempat mengklaim telah mendapatkan dukungan militer untuk mengkudeta pemerintah.

Melansir The Washington Post, Guaido mengajak seluruh warga dan militer yang belum bergabung dengannya, untuk bersama-sama menggulingkan Presiden Nicolás Maduro, yang ia sebut sebagai fase akhir kudeta atau Operation Liberty (Operasi Kebebasan).

Pernyataan tersebut disampaikannya melalui video yang beredar di media sosial, yang direkam dari sebuah pangkalan di Caracas dengan pengawalan ketat dari pasukan militer.

"Rakyat Venezuela, akhir perebutan kekuasaan telah tiba," kata Guaido. “Saat ini, saya bersama satuan militer utama angkatan bersenjata kita, memulai tahap akhir dari Operasi Kebebasan. Rakyat Venezuela, kita akan turun ke jalan bersama angkatan bersenjata untuk mengambil alih jalanan hingga kita mengkonsolidasikan akhir perebutan kekuasaan."

Menteri komunikasi rezim Maduro mencuit melalui akun Twitternya bahwa pemerintah saat ini sedang bergerak untuk menghadapi "kudeta" dan berusaha untuk melumpuhkan apa yang ia sebut sebagai "kelompok pejabat militer pembelot" yang telah berusaha melakukan upaya kudeta.

Di luar pangkalan militer La Carlota di distrik Altamira di bagian timur, orang-orang mulai bergabung dengan Guaido untuk melakukan aksi protes yang disambut serangan gas air mata.

Menteri pertahanan pemerintahan Maduro, Vladimir Padrino Lopez, membantah militer berada di belakang Guaido. Melalui cuitannya di Twitter, ia menyatakan mayoritas anggota militer masih loyal kepada pemerintah.

“Angkatan Bersenjata Bolivarian berdiri teguh dalam membela konstitusi nasional dan otoritasnya yang sah,” cuitnya. “Kami menolak gerakan berlagak kudeta yang berupaya memenuhi negara ini dengan kekerasan. Para pemimpin politik semu yang memimpin gerakan subversif menggunakan tentara dan polisi dengan senjata peperangan di jalan kota untuk menciptakan teror."

Dalam sebuah wawancara telepon langsung di televisi yang dikelola pemerintah, jaksa penuntut umum, Tarek William Saab, mengatakan, "Posisi kami adalah untuk mempertahankan demokrasi. Kami tidak akan ragu untuk bertindak, tanpa melanggar konstitusi, terhadap orang-orang yang telah memimpin 'pertunjukan' yang memalukan. Kami akan bertindak dengan tenang, pada saat yang tepat."

Diosdado Cabello, seorang politikus pro-Maduro terkemuka, meminta para pendukung pemerintah untuk berkumpul di istana presiden Miraflores untuk membela Maduro.

"Kami akan [bersikap] radikal dalam membela revolusi Bolivarian," katanya di TV pemerintah. "Itu sebabnya kami dimobilisasi."

Dikabarkan AP News, ketika peristiwa ini berlangsung, pelbagai pemerintahan di dunia menyatakan dukungan untuk Guaido sambil menyerukan untuk menghindari konfrontasi dengan kekerasan.

Penasihat keamanan nasional Amerika Serikat, John Bolton, di akun Twitter-nya menyatakan militer Venezuela harus berada bersama rakyat Venezuela dan konstitusi. Dalam cuitan-cuitannya yang lain, ia juga menunjukkan dukungannya terhadap aksi Guaido.

Sementara itu, pemerintah sementara Spanyol menyatakan harapannya agar tidak terjadi pertumpahan darah di Venezuela. Juru bicara pemerintah Spanyol Isabel Celaá, seperti diwartakan AP News, menyatakan mendukung proses demokrasi yang damai di Venezuela dan pemilihan presiden baru.

Baca juga:

Baca juga artikel terkait KRISIS VENEZUELA atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Politik
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Maulida Sri Handayani