Menuju konten utama

Bentrokan Terjadi di Kompleks Al-Aqsa pasca Gencatan Senjata

Polisi Israel melempar granat ke arah warga Palestina yang tengah merayakan gencatan senjata sebagai kemenangan Palestina di kompleks Al-Aqsa.

Bentrokan Terjadi di Kompleks Al-Aqsa pasca Gencatan Senjata
Masjid Al Aqsa, Yerusalem. Wikipedia/Andrew Shiva

tirto.id - Bentrokan antara polisi Israel dengan warga Palestina terjadi di kompleks Masjid Al-Aqsa beberapa jam setelah pernyataan gencatan senjata di Gaza, Jumat (21/5/2021), waktu setempat.

Melansir Reuters, polisi Israel menembakkan granat ke arah warga Palestina yang berada di kompleks Al-Aqsa. Fotografer Reuters yang berada di lokasi mengatakan belum diketahui jelas penyebab bentrokan.

Pada siang hari, ribuan warga Palestina berkumpul di kompleks pepohonan yang mengelilingi masjid untuk salat Jumat. Banyak yang tetap tinggal untuk berdemonstrasi untuk mendukung orang-orang Palestina di Jalur Gaza, bersorak dan mengibarkan bendera Palestina merayakan gencatan senjata sebagai kemenangan rakyat Palestina.

Bentrokan lantas terjadi setelah beberapa warga Palestina yang berkumpul melemparkan batu dan bom bensin ke arah petugas yang ditempatkan di sepanjang gerbang kompleks, klaim seorang juru bicara polisi Israel. Para petugas merespons dengan membubarkan mereka, kata juru bicara itu.

Polisi Israel kemudian mundur ke posisi mereka di gerbang kompleks setelah satu jam bentrokan. Atas peristiwa itu, petugas medis mengatakan 20 warga Palestina terluka, dengan dua orang dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan.

Sebelumnya, represi polisi Israel terhadap warga Palestina selama Ramadan memicu kekerasan antara Israel dan Hamas, yang setelah 11 hari pertempuran menyetujui gencatan senjata pada Jumat pagi.

Kompleks Al Aqsa, yang berada di atas dataran tinggi Kota Tua yang dikenal umat Islam sebagai al-Haram al-Sharif, atau The Noble Sanctuary (Kota Suci), dan bagi orang Yahudi sebagai Temple Mount, adalah situs paling sensitif dalam pendudukan Israel atas Palestina.

Israel menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibu kota yang abadi dan tak terpisahkan, sementara Palestina menginginkan bagian timur, termasuk Kota Tua yang bertembok, sebagai ibu kota negara masa depan. Pendudukan Israel atas Yerusalem Timur tidak diakui secara internasional.

Baca juga artikel terkait KONFLIK ISRAEL PALESTINA atau tulisan lainnya dari Restu Diantina Putri

tirto.id - Hukum
Penulis: Restu Diantina Putri
Editor: Restu Diantina Putri