tirto.id -
Kini aparat gabungan berjaga di lokasi kejadian untuk mengantisipasi potensi gangguan keamanan dan ketertiban wilayah.
"Ada 500 personel gabungan yang bersiaga," ujar Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad, ketika dihubungi reporter Tirto, Kamis (18/7/2019).
Personel gabungan itu terdiri dari Brimob, Sabhara, Reserse, Intelijen dan TNI. Pandra menyatakan situasi kini sudah kondusif. Akibat bentrokan ini, 10 orang luka berat dan luka ringan, serta 4 orang meninggal. Korban luka dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung dan sedang mendapatkan perawatan intensif.
"Penyebab luka maupun kematian korban karena senjata tajam," sambung Pandra.
Saksi kunci termasuk massa yang bentrok dan korban masih dirawat, maka polisi masih mengusut perkara ini. Jajaran Polda Lampung berkoordinasi juga dengan pihak Polda Sumatera Selatan untuk kasus ini karena satu dari 13 korban merupakan warga yang berbatasan dua daerah.
Selain itu, Wakil Gubernur Chusnunia Chalim turut menghadiri pemakaman korban tewas. "Wakil Gubernur juga ke rumah duka dan ikuti pemakaman korban di wilayah Mesuji," kata Pandra.
Kejadian bentrok bermula ketika datang alat berat bajak milik kelompok Pematang Panggang Mesuji Raya yang membajak di lokasi KHP Register 45 Mekar Jaya Abadi, sekitar pukul 11.00 WIB.
Alat tersebut melakukan pembajakan di area tanah seluas setengah hektare milik Yusuf (41) yang merupakan kelompok dari Mekar Jaya Abadi. Pembajakan itu diketahui oleh salah satu warga kelompok Mekar Jaya Abadi. Kemudian warga memukul kentongan dan mengamankan pembajak tersebut.
Lantas kelompok Mekar Jaya Abadi menanyakan atas perintah siapa melakukan pembajakan tersebut. Kemudian operator bajak justru pulang. Setelah pulang, datang sekelompok warga Pematang Panggang Mesuji Raya dengan membawa senjata tajam dan langsung menyerang warga kelompok Mekar Jaya.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Maya Saputri