tirto.id - Beberapa pihak mewaspadai bakal terjadinya gelombang ketiga COVID-19 di Indonesia usai libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 nanti. Namun, ada pula yang justru menilai gelombang ketiga Corona di Indonesia kemungkinan kecil bisa terjadi.
Ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono, cenderung meyakini bahwa gelombang ketiga COVID-19 di Indonesia terbilang kecil terjadi. "Kecil kemungkinan ada gelombang ketiga," sebutnya dikutip dari Antara, Senin (6/12/2021).
Pandu Riono punya alasan atas pernyataannya itu. Menurutnya, pemerintah dan masyarakat sudah berhasil menekan gelombang kedua COVID-19 dan sampai sekarang tidak ada tanda-tanda kenaikan kasus.
Selain itu, lanjut Pandu Riono, angka rawat inap di rumah sakit saat ini terbilang rendah, bahkan angka kematian akibat COVID-19 mendekati nol. Pandu Riono menambahkan, hal tersebut bisa terjadi karena dampak dari tingkat kekebalan penduduk yang tinggi, masifnya vaksinasi, dan infeksi alamiah.
Kendati begitu, masyarakat diminta untuk tetap menerapkan protokol kesehatan COVID-19 dengan baik, yakni dengan melakukan 3M, yaitu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer, memakai masker dengan benar, serta menjaga jarak dan menjauhi kerumunan.
Pandu Riono juga mengatakan bahwa capaian vaksinasi harus terus ditingkatkan demi meningkatkan kekebalan tubuh untuk melawan penularan COVID-19. Pandemi Corona belum berakhir sehingga kewaspadaan harus terus dilakukan.
Jika seluruh pihak dapat menerapkan hal-hal tersebut dengan baik demi menjaga situasi yang sudah semakin membaik, maka potensi terjadinya gelombang ketiga COVID-19 di tengah-tengah masyarakat dapat dihindari.
Kunci Satgas COVID-19 Cegah Gelombang Ketiga
Sementara itu, Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas Penanganan (Satgas) COVID-19, Sonny Harry B Harmadi, mengatakan strategi kolaborasi berlapis dan berjenjang antara Satgas Nasional hingga level kelurahan menjadi kunci keberhasilan mencegah gelombang COVID-19 lanjutan.
"Setiap jenjang Satgas memiliki peran penting menjalankan empat fungsi utama yaitu pencegahan, penanganan, pembinaan, dan pendukung/pendataan dalam penanggulangan COVID-19," kata Sonny Harry B. Harmadi dalam pernyataan tertulis, Kamis (2/12/2021).
Sonny menambahkan, berdasarkan temuan Satgas Penanganan COVID-19, setidaknya ada 4 faktor yang mempengaruhi potensi lonjakan kasus Corona, yaitu kepatuhan protokol kesehatan, laju vaksinasi, tingkat mobilitas, dan kemunculan varian baru yang lebih menular.
Maka dari itu, kolaborasi dari semua pihak sangat penting untuk mencegah munculnya gelombang ketiga COVID-19 di Indonesia.
"Pemerintah mengingatkan masyarakat agar terus menerus patuh, disiplin, dan konsisten melaksanakan protokol kesehatan 3M. Ini harus menjadi perilaku sehari-hari, bukan hanya saat terjadi lonjakan kasus, namun juga di saat kasus melandai," tutup Sonny.
Editor: Yantina Debora