Menuju konten utama

Benarkah Borobudur Tak Pernah Dinobatkan Jadi 7 Keajaiban Dunia?

Apakah benar Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah tak pernah masuk dalam 7 Keajaiban Dunia yang Baru?

Benarkah Borobudur Tak Pernah Dinobatkan Jadi 7 Keajaiban Dunia?
Pengunjung berwisata di pelataran Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (7/6/2022). ANTARA FOTO/Anis Efizudin/tom.

tirto.id - Polemik soal Candi Borobudur yang tidak pernah masuk sebagai tujuh keajaiban dunia masih ramai dibahas di media sosial.

Awalnya, topik ini ramai diperbincangkan usai seorang YouTuber, Leo Edwin mengunggah sebuah Instagram Stories yang menyebutkan bahwa Candi Borobudur tidak pernah masuk ke dalam tujuh keajaiban dunia.

Menurut Leo, anggapannya selama ini tentang Candi Bodobudur ternyata salah kaprah. Ia mengaku terkejut mengetahui fakta tersebut, apalagi sejak kecil hal tersebut selalu ada di buku-buku pelajaran.

"Sebelumnya aku juga percaya Borobudur tuh salah satu dari 7 keajaiban dunia. Tapi ternyata ini salah kaprah gais. FYI aja, Borobudur gak pernah masuk keajaiban dunia. Pernah masuk nominasi iya, tapi jadi salah satunya, gak pernah," tulisnya lewat akun IG @leo_edw pada Kamis, 14 Juli 2022.

Lalu, apakah benar Candi Borobudur yang terletak di Magelang Jawa Tengah itu tak pernah dinobatkan sebagai New 7 Wonders atau Tujuh Keajaiban Dunia Baru?

Tujuh Keajaiban Dunia atau New 7 Wonders of The World pertama kali digagas oleh sebuah yayasan asal Swiss bernama New Open World Coorporation (NOWC) pada 2000.

Dilansir dari laman Britannica, NOCW meluncurkan kampanye untuk menentukan Tujuh Keajaiban Dunia Baru.

Alasannya karena daftar Tujuh Keajaiban yang asli disusun pada abad ke-2 sebelum masehi dan hanya ada satu peserta yang masih berdiri yakni Piramida Giza di Mesir. Saat itu, NOWC menilai bahwa daftar tersebut sudah harus diperbarui.

Setelah jajak pendapat disetujui, NOWC kemudian menyusun daftar nominasi dari seluruh dunia, yang nantinya akan dikurasi untuk lolos menjadi finalis "Tujuh Keajaiban Dunia yang Baru" atau "New 7 Wonders".

Mengutip situs resmi NOWC, setidaknya ada 176 nominasi yang berpartisipasi dalam kampanye 7 Keajaiban Dunia Baru, yang disusun berdasarkan abjad. Nantinya, akan ada 77 daftar yang dipilih melalui polling, untuk lolos ke tahap berikutnya.

Dalam daftar tersebut, ada dua nominasi Keajaiban Dunia yang berasal dari Indonesia, yaitu Candi Borobudur di Magelang, dan Teras Sawah Tegallalang, di Bali.

Berdasarkan hasil polling, kedua nominasi yang berasal dari Indonesia tersebut, tak ada yang berhasil masuk menjadi finalis.

Lalu, setelah hasil polling dilakukan, pada awal Juli 2007, NOWC mengumumkan Tujuh Keajaiban Dunia yang Baru di Lisbon Portugal, yaitu:

Daftar 7 Keajaiban Dunia yang Baru

1. Taj Mahal, India

Taj Mahal

Taj Mahal. foto/IStockphoto

2. Reruntuhan Petra, Yordania

Al Khazneh Petra

Al Khazneh Petra. foto/IStockphoto

3. Tembok Besar, Cina

Tembok Besar China

Tembok Besar China. foto/istockphoto

4. Reruntuhan Machu Picchu, Peru

Machu Picchu

Machu Picchu, pada 1983 oleh UNESCO ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia. Getty Images/iStockphoto

5. Reruntuhan Chichen Itza, Meksiko

Chichen Itza

Chichen Itza. foto/IStockphoto

6. Koloseum, Roma

Colosseum

Colosseum. foto/IStockphoto

7. Patung Kristus Sang Penebus, Brasil.

Christ the Redeemer

Christ the Redeemer. foto/Istockphoto

Jadi, Candi Borobudur sejak awal memang tidak pernah dinobatkan sebagai Tujuh Keajaiban Dunia yang Baru dari NOWC, melainkan hanya masuk sebagai nominasi bersama dengan 175 nominasi lainnya di seluruh dunia.

Candi Borobudur Dinobatkan Sebagai Situs Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO

Candi Borobudur peninggalan dinasti Syailendra pada abad ke-8 yang terletak di Magelang Jawa Tengah tersebut, merupakan cagar budaya Indonesia yang ditetapkan sebagai situs Warisan Budaya Dunia oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO pada 13 September 1991.

Dilansir dari laman Kemdikbud RI, penetapan tersebut dilakukan karena candi bercorak Buddha tersebut dianggap memenuhi kriteria Nilai Universal Luar Biasa.

Candi Borobudur dibangun pada abad ke-8 dan 9 oleh dinasti Syailendra, kompleks percandian ini merepresentasikan kemegahan tinggalan dinasti tersebut, yang berkuasa di Jawa sampai dengan abad ke-10.

Melansir Antara, Candi Borobudur sudah mulai dibangun 300 tahun sebelum Angkor Wat di Kamboja, dan 400 tahun sebelum katedral-katedral agung di Eropa.

Candi itu tersusun dari kurang lebih 55.000 M3 batu yang dipahat dan jika relief-relief di Borobudur disusun berdert, maka panjangnya bisa mencapai 2.900 meter.

ZIARAH WAISAK DI CANDI BOROBUDUR

Biksu melakukan ziarah di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (18/5/2019). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/aww.

Hasil Polling "7 Keajaiban Dunia yang Baru" Diperdebatkan

Setelah diumumkan pada 2007, banyak reaksi yang muncul dari berbagai pihak, termasuk dari UNESCO dan beberapa negara yang memiliki warisan budaya yang dinilai ajaib tetapi tidak termasuk dalam daftar tujuh keajabian dunia yang dihasilkan dari pemilihan tersebut, misalnya saja Mesir yang memiliki Piramid.

UNESCO secara tegas menanggapi tidak memiliki keterkaitan apapun dalam proses dan hasil pemilihan tujuh keajaiban dunia baru itu.

Banyak pihak menganggap sistem pemilihan tujuh keajaiban dunia itu tidak layak dan tidak valid karena hasil didapatkan hanya berdasarkan voting layaknya sebuah acara reality TV show.

Kebesaran peninggalan sejarah amat tidak layak bila hanya ditentukan dari sebuah voting tanpa ada kriteria-kriteria tertentu yang ilmiah dan obyektif dalam menilainya.

Seperti diketahui, UNESCO sendiri tidak terpaku pada patokan jumlah keajaiban dunia sebanyak tujuh. Organisasi dunia itu hanya memberikan istilah "World Heritage" (peninggalan sejarah/kebudayaan dunia).

Dosen sejarah Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Sumargono, mengatakan, kriteria 'polling' yang dilakukan melalui inisiatif pribadi Bernard Weber tersebut tidak begitu jelas dan belum bisa dijadikan patokan.

"Yang pasti, UNESCO masih mengakui Candi Borobudur sebagai warisan budaya dunia," katanya, seperti dikutip dari Antara Juli 2007.

Kredibilitas 'polling' tersebut memang perlu dipertanyakan karena kriterianya tidak jelas. Meski demikian, kata dia, hasil 'polling' itu setidaknya bisa menjadi tantangan bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk lebih memperhatikan Candi Borobudur sebagai warisan budaya dunia dan tetap menjaga kelestarian candi Budha tersebut.

Menanggapi hasil Seven wonders versi NOWC itu, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik yang saat itu menjabat, meminta masyarakat Indonesia untuk tetap menganggap Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, sebagai keajaiban dunia.

"Saya minta masyarakat Indonesia termasuk saya sendiri tetap menganggap Borobudur sebagai keajaiban dunia, karena itu punya kesejarahan dan kompleksitas arsitektur yang luar biasa serta tetap menjadi warisan dunia atau World Heritage oleh UNESCO," katanya.

Menurut Jero Wacik, UNESCO juga telah menyatakan untuk tidak mengakui tujuh keajaiban baru versi jajak pendapat.

"Saya menyebutnya 7 wonders SMS, jadi orang polling, kalau sistemnya polling maka mana yang terkenal dan banyak dikunjungi orang yang akan di SMS, bukan penilaian sejarah atau arsitekturnya," ujarnya.

Kembali lagi, terlepas bahwa Borobudur dinilai ajaib atau tidak di mata dunia, tetap tidak mengubah bahwa candi itu merupakan tatanan sekitar dua juta batu yang dibangun abad ke-8 masa Dinasti Syailendra, di antara aliran Kali Elo dan Progo, Kabupaten Magelang.

Ajaib kemudian bisa saja berlaku subyektif dan nilai ajaibnya Borobudur boleh jadi tidak akan pernah terenggut melalui polling ataupun cara lain di mata bangsa Indonesia.

Baca juga artikel terkait CANDI BOROBUDUR atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Iswara N Raditya