Menuju konten utama

Macam-macam Relief Candi Borobudur dan Penjelasan Singkatnya

Berikut macam-macam relief Candi Borobudur beserta penjelasan singkat mengenai kisah yang ada di dalamnya.

Macam-macam Relief Candi Borobudur dan Penjelasan Singkatnya
Pengunjung berwisata di pelataran Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (7/6/2022). ANTARA FOTO/Anis Efizudin/tom.

tirto.id - Ada berbagai macam relief Candi Borobudur yang menarik untuk dikenal dan dipahami maknanya. Masing-masing relief itu memuat kisah yang berbeda-beda dan kaya informasi tentang kebudayaan pada bangunan itu didirikan.

Relief adalah gambar yang dipahat di tubuh bangunan candi. Ada 2 jenis relief di Candi Borobudur, yakni gambar untuk sekadar hiasan dan pahatan yang mengandung cerita tertentu.

R. Soekmono dalam Chandi Borobudur, A Monument of Mankind (1976:20) mencatat ada sejumlah 2.672 panil relief di candi Buddha Mahayana terbesar di dunia tersebut. Angka itu terdiri dari 1.212 relief hias dan 1.460 relief naratif.

Relief-relief tersebut menghiasi 3 tingkatan spiritual di bangunan Candi Borobudur, yang mengikuti klasifikasi oleh W.F. Stutterheim, terdiri atas kamadhatu, rupadhatu, dan arupadhatu. Relief naratif, menurut Soekmono, banyak terpahat di tingkatan kamadhatu dan rupadhatu.

Sebagai misal, di tingkatan kamadhatu, terpahat relief Karmawibhangga yang memuat penjelasan mengenai hukum sebab akibat. Lalu, di tingkatan rupadhatu, terdapat juga berbagai relief naratif seperti Lalitavistara, Jataka-Avadana, dan lainnya(Soekmono: hlm. 21).

Agus Aris Munandar, melalui buku Antarala Arkeologi Hindu-Buddha (2018:39) menjelaskan, relief-relief di Candi Borobudur dipahat dengan cita rasa seni tinggi untuk menyampaikan ajaran agama lewat bahasa rupa. Dengan begitu, kisah-kisah tentang Buddha yang tertuang dalam detail bentuk manusia, hewan, tanaman, dan benda-benda lain mudah dipahami oleh orang awam.

Struktur Bangunan Candi Borobudur

Candi Borobudur memiliki bentuk punden berundak berupa persegi dengan panjang 121.66 meter, lebar 121.38 meter, tinggi 35.40 meter. Candi ini memiliki tangga di keempat sisinya.

Dikutip dari laman Kemdikbud, bangunan Candi Borobudur didirikan dengan bahan berupa bantuan vulkanik yang terbentuk karena proses alam sehingga berwarna putih keabu-abuan.

Candi Borobudur memiliki susunan bangunan berupa 9 teras berundak dan sebuah stupa induk di puncaknya. Lebih lanjut, bangunan ini terdiri dari 6 teras berdenah persegi dan 3 teras berbentuk lingkaran.

Apabila dilihat secara vertikal, bangunan Candi Borobudur teridiri dari bagian bawah, tengah, dan atas. Secara filosofis, ketiga bagian bangunan Candi Borobudur terbagi menjadi 3 tingkat spiritual, yakni Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu.

Kamadhatu berarti "kawasan nafsu" yang terdiri dari 2 lantai kaki terbawah termasuk bagian dasar yang tertutup di bawahnya. Adapun Rupadhatu, yang berarti "dunia antara" atau kawasan terikat pada wujud-wujud, merupakan bagian tengah dari lantai ketiga sampai tujuh di Candi Borobudur.

Sementara itu, Arupadhatu adalah kawasan yang merepresentasikan dunia tidak berwujud, tempat nafsu duniawi telah ditanggalkan. Tingkatan ini meliputi 3 lantai teratas yang berbentuk lingkaran.

Macam-macam Relief Candi Borobudur

Sebagaimana dijelaskan di atas, bangunan Candi Borobudur dipadati 2.672 panil relief naratif serta hias. Khusus untuk relief naratif, ada 1.460 adegan yang terpahat di dinding Candi Borobudur.

Candi Borobudur memiliki banyak cerita tentang fase kehidupan manusia. Penafsiran pada masing-masing relief tersebut memiliki makna bahwa setiap perbuatan manusia akan menghasilkan siklus kehidupan baik selama masa hidup maupun sesudahnya (reinkarnasi).

Mengutip penjelasan di situs Borobudurpedia milik Balai Konservasi Borobudur, berikut ini berbagai macam relief Candi Borobudur (relief naratif).

1. Relief Karmawibhangga

Relief Karmawibhangga terpahat di bagian kaki Candi Borobudur. Pahatan relief ini menerangkan perbuatan-perbuatan manusia yang mengandung kebajikan maupun kejahatan, serta segala akibat dari melakukannya.

Relief Karmawibhangga di Candi Borobudur bentuk adaptasi dari karya sastra lama yang kemudian diubah agar selaras dengan keadaan masyarakat pada era Kerajaan Mataram Kuno.

2. Relief Lalitavistara

Lalitavistara terpahat di dinding utama tingkat I Candi Borobudur. Relief Lalitavistara mengisahkan kehidupan Sang Buddha di Surga Tushita hingga menyampaikan khotbah pertama di Taman Rusa.

3. Relief Jataka

Relief Jataka berada di dinding utama lorong tingkat I Candi Borobudur, dan pagar langkan tingkat I dan II. Jataka memuat kisah tentang Boddhisattva yang mengalami kelahiran berulang kali dalam berbagai wujud untuk membantu manusia mencapai jalan kebuddhaan.

4. Relief Avadana

Relief Avadana menggambarkan cerita yang sama dengan Jataka. Hanya saja pelaku utama dalam cerita di Relief Avadana bukan Sang Boddhisattva melainkan tokoh lainnya. Tokoh itu bisa manusia atau hewan yang biasanya bukan jelmaan Boddhisattva.

5. Relief Gandavyuha

Relief Gandavyuha berada di dinding utama lorong tingkat II Candi Borobudur. Relief ini memuat kisah tentang pengembaraan Sudhana dari satu guru ke guru lain untuk mencapai kebuddhaan.

6. Relief Bhadracari

Relief Bhadracari bisa dilihat di dinding utama lorong tingkat III dan IV maupun pagar langkan di Candi Borobudur. Pahatan Bhadracari menceritakan usaha Sudhana untuk mencapai kebuddhaan dengan berguru pada Boddhisatva Maitreya dan Boddhisatva Samanthabhadra.

Baca juga artikel terkait CANDI BOROBUDUR atau tulisan lainnya dari Fadhillah Akbar Zakaria

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Fadhillah Akbar Zakaria
Penulis: Fadhillah Akbar Zakaria
Editor: Addi M Idhom