tirto.id - Ketua Institut Studi Transportasi (instran), Darmaningtyas mengatakan, macetnya ibu kota disebabkan karena transportasi umum di daerah penyangga seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi masih tertinggal.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, kata dia, perlu membantu daerah itu untuk membenahi angkutan umumnya.
“Di Jabodetabek memang yang baik hanya Jakarta, saya kira tugas Pemprov DKI itu mencoba membantu daerah-daerah penyangga untuk mengembangkan angkutan umumnya,” ucap Darmaningtyas saat dihubungi reporter Tirto pada Sabtu (10/8/2019).
Darmaningtyas menjelaskan, ada beberapa cara yang dapat dilakukan tergantung kebutuhan masing-masing daerah. Jika membutuhkan pendanaan, maka DKI Jakarta dapat membaginya.
Hal yang sama berlaku jika di daerah tersebut memiliki masalah Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mengelola maupun merencanakan pembenahan transportasi.
“DKI harus bantu. Perlu diakui DKI saat ini yang paling baik di antara mereka sistem transportasinya,” ucap Darmaningtyas.
Kecuali, kata Darmaningtyas, Pemprov DKI tentu tidak akan perlu bersusah payah bila rencana pemindahan ibu kota benar-benar direalisasikan.
Menurut Darmaningtyas, persoalan macetnya di Jakarta ada kaitannya dengan menumpuknya pusat bisnis dan aktivitas warga di sekitarnya.
Alhasil bila ibu kota dipindahkan ke Kalimantan, ia yakin akan ada pengurangan aktivitas di ibu kota sehingga lalu lalang dari daerah penyangga juga akan menurun.
“Otomatis ketika ibu kota pindah, kegiatan ekonomi akan mengikuti ke kekusaan. Jadi kegiatan ekonomi akan tumbuh di luar Jawa. Itu akan mengurangi kemacetan,” ucap Darmaningtyas.
Namun soal apakah daerah-daerah penyangga bisa atau perlu menerapkan pembatasan kendaraan seperti yang dilakukan di Jakarta, Darmaningtyas ragu.
Menurutnya, solusi kini terpatok pada bisa tidaknya Pemprov DKI turun tangan atau ibu kota memang benar-benar pindah.
“Susah pembatasan jalur ke Jakarta,” ucap Darmaningtyas.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno