tirto.id - Pasangan nomor urut 01, Joko Widoo-Ma'ruf Amin mendapat suara sebesar 47,7 persen menurut survei yang dilakukan lembaga Median. Sementara Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendapat suara 35,5 persen dalam survei yang sama.
Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Abdul Kadir Karding menyatakan perang di media sosial akan sangat menentukan berubahnya pilihan.
Dari survei Median ada sekitar 16,8 persen pemilih yang belum menentukan suaranya. Pemilih ini yang akan jadi rebutan dua pihak. Karding beranggapan pemilih-pemilih tersebut sangat terpengaruh dengan isu yang berkembang.
"Oleh karena itu perang udara itu akan menentukan bahkan mungkin menjadi faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap itu penentuan keterpilihan," kata Karding ketika dikonfirmasi, Rabu (28/11/2018).
Karding juga mengatakan fokus TKN adalah pada daerah-daerah kelas menengah, daerah-daerah terpelajar dan daerah-daerah yang banyak pemilih muda. Daerah tersebut bagi Karding memiliki kemungkinan untuk direkrut ke kubu Jokowi-Ma'ruf.
"Kita akan mengambil suara yang belum die hard di Prabowo. Kita mengambil yang mendukung, tapi masih ragu masih belum 100 persen tentu dengan upaya-upaya khusus, strategi khusus," tegasnya lagi.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Raja Juli Antoni beralasan target suara yang belum tercapai itu karena kondisi pemilih akar rumput terganggu oleh isu hoaks.
Hal ini senada dengan Karding perang isu, terutama di media sosial sangat menentukan. Oleh sebab itu TKN berjanji akan mengevaluasi hal ini untuk menangkal hoaks tersebut menyebar lebih luas.
"Memang suasana di bawah tidak terlalu baik, terutama maraknya isu hoaks yang mendeligitimasi, dan demoralisasi hasil pembangunan Pak Jokowi. Manipulasi angka pembangunan sangat masif dilakukan oleh tim sebelah dan ini menjadi catatan khusus bagi kami," kata Toni ketika dikonfirmasi.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Dipna Videlia Putsanra