Menuju konten utama

BEI: Pompom Saham Tren yang Tak Bisa Dihindari

BEI tidak akan diam dan terus memantau pihak-pihak yang selama ini getol melakukan pompom saham.

BEI: Pompom Saham Tren yang Tak Bisa Dihindari
Karyawan berada di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (31/7/2018). ANTARA FOTO/Reno Esnir

tirto.id - Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fawzi mengatakan pompom saham merupakan sebuah tren yang tidak bisa dihindari seiring terjadinya peralihan perilaku mayoritas investor. Namun, BEI tidak akan diam dan terus memantau pihak-pihak yang selama ini getol melakukan pompom saham.

“Kita tidak mendiamkan. Pola transaksi, nama-nama (pompomers) itu atau pihak terkait sudah dalam pemantauan. UU kita sudah engatur, kalau ada unsur-unsur yang menjadikan kecukupan pelanggaran, ada sanksi,” ujar Hasan dalam diskusi virtual, Kamis (11/2/2021).

Pompom saham merupakan kegiatan menyebutkan saham tertentu agar menjadi perhatian banyak orang, yang dibumbui dengan hal-hal positif sehingga orang tertarik membeli. Pompom ini biasanya dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak berhubungan dengan emiten atau perusahaan sekuritas dan tidak memiliki sertifikasi profesi pasar modal untuk memberikan rekomendasi.

Hasan mengatakan, pompom saham semakin marak karena adanya perubahan perilaku mayoritas investor. Dari sisi demografi investor, terjadi peningkatan investor usia muda yang biasanya dengan hal-hal yang berkaitan dengan media sosial, smartphone, dan juga komunitas. “Mereka seneng banget ngumpul sesama investor pemula,” kata Hasan.

BEI melihat ada sisi positif dari hal itu, tetapi ada juga sisi negatif yang perlu diwaspadai. Untuk itu, BEI terus memantau keberadaan komunitas-komunitas saham dan memilah mana saja yang nilainya masih sejalan, serta pola dan strategi edukasinya yang positif.

“Tapi tidak bisa dipungkiri karena tren yang cepat, ada 1-2 komunitas yang itikadnya kurang baik, memanfaatkan pemula dengan tujuan yang kurang positif,” ujar Hasan.

Untuk itu, BEI berupaya untuk terus melakukan edukasi kepada para investor pemula ini dengan merangkul para influencer. Hasan mengungkapkan, tiga pekan lalu, BEI sudah mengundang sejumlah influencer, selebgram, untuk diberikan edukasi tentang investasi.

Seperti diketahui, beberapa pekan silam ramai "endorse" saham yang diberikan oleh influencer seperti Raffi Ahmad dan Ari Lasso. Kedua selebritas itu memberikan rekomendasi saham untuk mengoleksi saham MCAS, tanpa disertai analisis fundamental yang tepat.

Hasan mengatakan, setelah dilakukan edukasi oleh BEI, ada perubahan perilaku dari para influencer yang memberikan pompom saham tersebut. “Kita perhatikan 1-2 minggu, orang yang sama, kita perhatikan sudah mulai berubah,” jelas Hasan, tanpa menyebut siapa influencer tersebut.

BEI berharap para influencer yang diduga melakukan pompom saham tidak memiliki itikad yang tidak baik. Itulah sebabnya BEI melakukan edukasi agar influencer memberikan pengaruh yang positif. Ini dikarenakan influencer memberikan dampak yang sangat besar. BEI sudah menyiapkan influencer incubator, yang akan mengedukasi influencer.

“Jadi banyak positifnya, tidak alergi, kita pastikan mereka kembali ke jalurnya,” kata Hasan.

Komisaris BEI Pandu Sjahrir mengatakan, ada sekitar 20 influencer yang dipertimbangkan BEI untuk bergabung memberikan edukasi. “Kita sedang mencari sesuai kriteria tertentu,” katanya.

Kriteria tersebut antara lain memiliki passion di bidang investasi, latar kelakang positif, bisa menggapai komunitas yang berusia 28 tahun ke bawah.

Baca juga artikel terkait BEI atau tulisan lainnya dari Nurul Qomariyah Pramisti

tirto.id - Bisnis
Penulis: Nurul Qomariyah Pramisti
Editor: Gilang Ramadhan