tirto.id - Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai bahwa rencana Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit) tidak berdampak langsung bagi kinerja pasar modal Indonesia.
"Saya rasa dampak Brexit tidak langsung dan tidak signifikan," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan bahwa dampak keluarnya Inggris dari Uni Eropa masih harus dicermati secara menyeluruh. Apabila tidak ada perubahan drastis terhadap perekonomian global, efek negatifnya tidak akan terasa.
"Harus dilihat seberapa besar negara-negara Uni Eropa itu terganggu kalau Inggris jadi keluar," katanya.
Menurut dia, negara-negara yang akan terkena efek negatif langsung yakni negara seperti Yunani karena ketika Inggris masuk ke dalam Uni Eropa negara itu yang merasakan dampak positifnya, yakni mata uangnya meningkat.
Namun, Tito Sulistio mengakui bahwa referendum Inggris tersebut memang sempat memengaruhi bursa global dalam beberapa hari terakhir. Jadi, faktor waspada tetap harus dijalankan.
"Brexit bisa menjadi pembelajaran bagi Indonesia terkait hubungannya dengan negara-negara di ASEAN. Harus ada kesepahaman antara sesama anggota ASEAN untuk saling menguntungkan. Munculnya referendum itu karena Inggris merasa untung jika berjalan sendiri," katanya.
Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Samsul Hidayat mengatakan bahwa fundamental ekonomi Indonesia yang kuat akan menjaga pasar modal domestik dari sentimen negatif eksternal.
"Beberapa kalangan analis memproyeksikan dapat membuat gejolak di pasar, namun itu sifatnya hanya sementara. Setelah itu, di pasar akan terjadi adjustment hingga harga saham kembali ke nilai yang dianggap wajar," ujarnya.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari