tirto.id - Wabah virus Corona atau Novel Coronavirus (2019-nCov) hingga kini belum bisa diredam. China masih berjibaku dengan waktu untuk meredakan wabah virus baru ini di negara itu. Sementara kasus-kasus baru virus Corona bermunculan di banyak negara.
Berdasarkan data Map Coronavirus 2019-nCoV dari Johns Hopkins CSSE, hingga Rabu (5/2/2020) pukul 13.35 WIB, tercatat sudah 24.551 orang dinyatakan positif terjangkit virus Corona. Mereka tersebar 28 negara. Mayoritas kasus terjadi di China, yakni mencapai 24.338.
Kasus-kasus baru penularan virus Corona tidak hanya ditemukan di negara-negara Asia, tapi juga Eropa, termasuk Jerman, UK, Italia, Perancis, Finlandia hingga Swedia.
Merujuk data yang sama, total korban meninggal karena virus corona mencapai 493 orang. Data kematian terbanyak tercatat di Hubei, China, yakni 479 orang.
Sementara data yang dilansir Komisi Kesehatan Nasional China pada 5 Februari 2020 menunjukkan jumlah kematian yang disebabkan virus Corona di negara itu sudah bertambah menjadi 490 jiwa.
Kasus kematian terbaru terjadi di Provinsi Hubei, yakni 65 orang meninggal dalam semalam. Data penularan virus Corona di Hubei juga melonjak dalam waktu singkat , dari 3.156 menjadi 16.678 pada hari ini. Sebanyak 2000 kasus di antaranya ditemukan di Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei.
Kasus positiv virus Corona di China belakangan juga terjadi pada bayi. South China Morning Post (SCMP) melaporkan terdapat dua bayi yang dipastikan positif mengidap virus Corona pada 30 jam usai kelahiran mereka.
Kasus ini sekaligus mengindikasikan bahwa virus Corona kemungkinan bisa menular lewat rahim.
"Ibu bayi yang baru lahir itu pasien yang positif tertular coronavirus. Kini, kondisi bayi itu stabil," demikian laporan stasiun televisi pemerintah China, seperti dikutip SCMP.
Seorang dokter senior di rumah sakit tempat kelahiran dua bayi itu, Zeng Lingkong mengatakan kasus ini menunjukkan sinyal rute baru transmisi virus Corona, yakni melalui rahim ibu hamil.
Oleh karena itu, menurut dia, para ibu hamil harus menjauh dari pasien yang terinfeksi virus ini. Zeng mengatakan saat ini rumah sakit-rumah sakit di Wuhan telah membuat ruang khusus bagi ibu hamil yang mengalami gejala tertular virus Corona.
Sementara itu, otoritas kesehatan China menemukan indikasi ada sejumlah pasien, yang mengidap virus Corona dan memicu penularan ke orang lain, tidak mengalami gejala klinis yang jelas.
Kepala unit penyakit menular di Rumah Sakit Ditan Beijing Li Xingwang menyatakan mayoritad dari para 'pembawa' virus itu tertular dari pasien yang menunjukkan gejala klinis seperti umumnya.
“[Pembawa virus] ini mengidap Corona dan dapat menularkannya. Jumlah virus berkorelasi dengan tingkat keparahan penyakit, yang berarti pasien ini membawa lebih sedikit virus dan kemampuan mereka untuk menularkan penyakit lebih lemah,” kata Li.
Sebagai informasi, Komisi Kesehatan Nasional China juga merilis pedoman baru untuk penanganan virus Corona. Pedoman itu mengharuskan orang dengan gejala ringan, seperti batuk, demam dan kelelahan saja (tanpa infeksi paru-paru), tetap harus dikarantina dan diobati.
Editor: Agung DH